Sabtu, 30 Mei 2009

NOVELNET Karya : DON ASMARA 27 May 2009 (Kisah Nyata Anak Angkat di Malang)

BERCINTA DENGAN ADIKKU

Dalam sebuah keluarga, aku adalah anak angkat dari kakaknya ibuku yang selama menikah tidak memiliki anak. Selain aku, masih ada lagi anak angkat yang lain yaitu Titin. Antara aku dan Titin dipungat sejak kecil sehingga hubunganku dengan pakde dan bude seperti orang tuaku sendiri, demikikan juga dengan Titin seperti adik kandungku sendiri.

Ketika aku dan adikku sudah sama-sama kuliah, ada seorang pekerja yang hanya mengenyam pendidikan sampai klas 5 SD, itu pun tidak sampai tamat. Entah mengapa Titin yang telah kuliah di semester 3 sangat jatuh hati pada pria itu yang kuketahui bernama Mian.

Dari beberapa teman mengingatkan aku tentang perilaku Mian pada adikku kaerna main guna-guna, aku pikir itu cuma isu saja, namun ketika aku melihat dengan kepala sendiri, baru aku percaya. Aku malam itu bisa dengan jelas melihat apa yang dilakukan Mian pada adikku Titin.

Di kamar yang gandeng dengan kamarku yang aku matikan lampu dan mereka tidak tahu kalau aku dikamar sebelahnya aku bisa melihat melihat dibalik cendela dengan jelas. Titin kulihat sangat menurut saja ketika disuruh membuka baju dan branya.

Meski dia adik angkatku, namun melihat dia nyaris bugil baru saat itu aku melihat keindahan tubuh adikku. Aku yang semula mau keluar kamar, melihat pemandangan itu ku urungkan dan aku memilih melihat apa yang mereka lakukan.

Di balik cendala pada kamar gelap kulihat jelas, Mian dengan rakusnya menciumi bibir adikku dan kedua tangan meremas-remas payudaranya dan lama kelamaan kulihat sukemi menciumi dan mengulum ke dua payudara adikku yang berdiri bersandar di dinding.

Kulihat adikku sangat menikmati remasan dan hidapan diputingnya sedang tangan Mian lama-lama menelusup dibalik CD adikku yang makin menggelinjang dengan kedua paha bergerak ke kanan dan ke kiri sedang rok terusan dan branya teronggok di tepi dipan.

Mereka berani melakukan itu karena ayah angkatku sedang keluar kota dan ibu angkatku mengikuti pengajian di kampung, selain itu mereka mengira aku tak ada dirumah karena sudah bisa pada jam segitu aku tak ada dirumah dan berangkat tanpa pamit langsung pergi.

Aku yang melihat Titin dicumbui begitu sempat terangsang juga karena suara desahan adikku ku dengar. Aku sempat yerbelalak keika CD yang dikenakan adikku yang telah rebah di dipan dan sepasang kaki putih mulusnya menjuntai ke lantai dengan posisi mekangkang.

Ku bisa melihat pelan=pelan CD yang dikenakan Titin dipelorot Mian hingga lepas dan ditaruh dilantai. Aku bisa melihat bahwa paha adikku Titin putih bersih dan bulu bulu di mis V nya tumbuh jarang jarang atau cuma punya bulu sedikit.

Ketika kakinya makin dilebarkan oleh Mian, kulihat mis V adikku dikuak dan berwarna merah merekah dan ada cairan membasahi bibirnya. Kulihat Titin sempat menggeliat ketika jari Mian mulai menggosok ujung citotisnya.

Kondisi yang demikian hampir 3 menit berlangsung, ku perhatikan punggung adikku menggeliat-geliat karena oleh Mian dilanjutkan clitotis adikku digapit dengan ibu jari dan telonjuk dan dipelintir dengan kecepatan tinggi sementara tangan satunya meremas payudara adikku dan bibirnya mengulum putting yang satunya.

Saat genting-gentingnya dan Mian telah bugil sambil berupaya membuka paha adikku, adikku berupaya menolak sekuat tenaga dan kudengar dia memohon tak mau di masuki rudal milik Mian. Titin sempat kudengar mengatakan kalau sudah menikah baru mau.

Mian rupanya tak perduli dan cuma diam tetapi terus berupaya, saat paha adikku berhasil dibuka dan kedua tangannya ditangkap dengan memajukan badan, kulihat rudal itu telah berada didepan mis V adikku.

Saat begitu, tiba-tiba pintu tak jauh dari ruang itu diketuk dan suara ibu angkatku meminta dibukakan pintu. Ruang itu merupakan tempat istirahat siang hari dan terdapat pintu tembus samping rumah. Jika siang udara diruang itu memang sangat segar sekali sehingga tiduran diruang itu sangat nyaman sekali.

Mendengar ketukan dan panggilan, Mian buru-buru memakai celana dan lari ke ruang depan (yang ternyata terus membuka pintu yang terkunci lamtas pergi. Ditinggal Mian, adikku ceppat cepat membenahi bajunya lantas menmbukakan pintu.

“Kok lama sekali buka pintu sih” kata orangtua angkatku. Titin bilang kalau tadi sedang beol. Begitu orang tua angkatku kebelakang lewat depan kamarku, aku pura-pura menggeliat seperti bangun tidur lantas keluar kamar dengan gaya baru bangun.

Melihat aku keluar kamar, Titin yang cuma duduk dan kulihat masih menyimpan nafaf-nafas birahi, aku lewat saja didepannya dengan cuek sambil menutup pintu yang tadi belum di tutup. Ketika aku balik, kulihat CD adikku dan milik Mian ada lantai agak masuk ke kolong dipan, kuambil dan kulipat langsung kumasukkan saku dan aku balik ke kamar lagi.

Keduanya tari rupanya terburu-buru sehingga asal memakai baju tak sempat menggunakan CD. Di kamar CD yang ada disaku kuperhatikan, CD adikku yang tengat basah cukup banyak. Ku perhatikan dari balik kaca, adikku kembali ke kamar sebelah melongok bawah dipan dan keliatan bingung lalu duduk lali dikursi.

Ku dengar suara ibu angkatku mengatak kurang enak badan, makanya dia pulang duluan dan langsung masuk kekamar. Sedang adikku kulihat dari balik kaca duduknya gelisah dan sesekali melihat pintu kamarku.

Jam ku lihat telah menunjukkan pukul 22.00 lebih dikit, biasanya adikku mlihat tv diruang dalam, tapi kali ini dia melihat di ruang tamu belakang dekat kamarku. Kuperhatikan terus dari balik jendela yang gelap dia tampak gelisah sekali.

Aku yakin dia mestinya pikiran gelisah mau tanya takut aku marah. Itu kulihat ketika aku keluar kamar dan ikut nonton tv. Aku yakin dia sebetulnya mau tanya hanaya saja dia kebingungan memulai kalimat apa yang pas supaya aku tak marah. Jam hampir menunjukkan pukul 23.00.

Pada saat itu, udara semakin dingin dan dari atas ruah terdengar tetes-tetes hujan, makin lama makin keras dan ternyata hujang semakin lebat sekali. Meski demikian, adikku hanya diam dan duduknya gelisah sekali.

Aku yang waktu keluar dan ikut duduk nonton tv telah mengantongi 1lembar foto polaroid (aku memotret 5x). Akupun kasihan melihat sikapnya yang makin gelisah, tetapi apapun aku lelaki yang punya nafsu. Melihat adegan dia tadi aku sempat honry juga.

Aku tak ingin memberikan CD dengan cuma-cuma tetapi aku ingin memberi pelajaran sekaligus pingin mencoba seperti seperti Mian. Yah sesekali dia biar kapok. Akhirnya akupun membuka mulut dan bilang “Cari CD yang basah ya Tin”

Mendapat ucapanku yang tiba-tida dan pelan nyaris berbisik dibelakangnya, dia terkejun dan spontan menjawab “emmm …ech… mas Her mengambilnya?” akupun langsung menyahut “ambil dikamarku tuh”.

Titin langsung beranjak dari kursi dan menuju kamarku untuk mengambil cd dan kuikuti dari belangang. Begitu dia masuk, dia melihat CD nya ada di pojok ranjang dan ku ikat, dia langsung naik keranjangku dan melepaskan ikatan.

Kesempatan itu kukunakan menutup pintu kamar dan mengunci lantas bilang ini ada gambar bagus dan sisanya tuh di lemari. Dia terkejut melihat foto yang kuberikan dan melihat di dalam lemari kaca ada foto sejenis 4.

Ketika dia menerima foto antara terkejut dan sangat malu membaur aku bilang “yang itu boleh kamu robek, tapi yang didalam itu kalo ayah pulang tahu bisa hebat dech kataku” Dia mendengar ucapanku langsung ambruk lingsung di lantai dan merangkul kakiku yang masih berdiri.

“Mas Her tolong jangan bilang ayah, aku bisa mampus nanti” katanya. Hal itu karena Yitin tahu persis kalau ayah angkatku marah sangat berbahaya, dia mudah naik darah. Apalagi Ayah adalah seorang mantan pelatih karate dan dinas di kemiliteran dengan posisi jabatan strategis.

Titin sesengguk an sambil menahan tangis dan memohon jangan dilaporkan ayah, aku cuma diam. Tetapi ketika dia bilang dia mau disuruh apapun akan manut asal aku tidak lapor sambil tangannya makin merapatkan rangkulan dikakiku mengikuti langkahku sampai duduk diranjang.

“Bener mau nurut mas, udah dipikir ?:” kataku , dia cuma menangguk sambil menunduk.Coba buktikan kalau memang benar. Dia cuma diam sambil menanti ucapanku berikutnya. Dari mulutku pun akhirnya mengeluarkan perintah “Coba buka bajumu dan tiduran telentang” dia terkejut atas ucapanku.

Akupun bilang, “Kalau enggak mau ya gak apa apa kok, mau langsung kluar kamarku dan tidur juga gak apa papa”. Sesaat amat hending dikamarku, dia diam seribu bahasa dan tetap merangkul kakiku isak tangisnya sesenggukan terkalahkan bunyi air hujan yang sangat deras sekali.

Sekitar 5 menit dia diam dengan posisi bersimpuh dan ku perhatikan dia akhirnya berdiri juga lalu mulai membuka satu persatu kancing baju rok terusan dan mencopot. Begitu baju lepas dari tubuh putih mulusnya, lantas rok itu ditaruh disisi ranjang, pelan pelan sekali dia membuka bra dan meletakkan diatas roknya lalu dia naik keranjang dan tidur tengadah sambil menutupi ke 2 payudaranya dengan jari jemari, sedang mis Vnya berupaya disembunyikan dengan merapatkan kaki yang disilangkan.

Selanjutnya aku memerintahkan “Tanganmu keatas rentangkan yang lebar” dia tak berani menolak dan merentangkan kedua tangannya. Kini kelihatan ke dua payudaranya yang montok dan beberapa bagian ada bekas cupang. Dia tak berani membuka mata, kuperhatikan dia memejamkan mata rapet sekali.

Setelah tangan merentang kuambil tali yang sengaja telah ku persiapkan dan kubuat kolong jika dimasuki tangan dan ditarik maka kolong itu makit rapaet mengikat. Pergelangannya kupegand dan kulasukkan kolong lalu aku perintahkan “Tarik tanganmu”

Begitu tangan ditarik, ikatan langsung rapet dan sulit bisa dilepas sendirian tanpa ada orang lain yang membantu. Menyadari tangannya masuk kolong mirip yang digunakan di rodeo, spontan dia membuka mata dan tertelalak.

Melihat sikapnya aku diam saja memperhatikan tingkahnya yang berupaya sekuat tenaga menyembunyaikan mis V nya. Karena aku yakin dia tak akan bisa lepas, maka tali yang sama dibawah ku ambil dan ku masukkan di salah satu kakinya yang kutarik dengan agak sulit karena dia bertahan, namun berhasil juga tali itu kolongnya menjerat kakinya.

Dengan kondisi itu, Titin dak dapat menyembunyikan mis Vnya meskipun kaki yang mamsih bebas berupaya menyakukan dangan kaki yang terikat, semakin ditarik jeratan semakin rapat. Akupun berlalu keluar kamar dan menutup pintu.

Keluar dari kamar, aku menuju kekamarnya dan mengganti lampu yang terang dangan menyalakan bolam 2,5 watt berwarna hijau dan keluar lagi sambil menutup pintu serta mengunci dari luar lalu masuk lagi menemui adikku di di ranjangku.

Dia melihat aku masuk, merengek untuk dilepas, aku bialang.. “Iya… nanti mas lepas… sabarya Tin…..mas punya mainan pasti Titin suka sekali” latas aku sambil naik keranjang dan mengambil pergelangan kakinya yang masih bebas dan ku masukkan tali berkolong yang sudah kupersiapkan sebelumnya.

Usahaku yang reflek berhasil, membuat Titin kebingungan karena aku duduk diantara kedua pahanya yang mekangkang tanpa dapat dikatupkan dan dia meliat aku mengambil asbak yang aku taruh disamping pinggulnya.

Selanjutnya kuambil rokok filter kegemaranku dan kuisap dalam dalam dengan pasisi santai sambil tanganku tetap memegang pahanya, sesekali tangaku bergerak lembut mengusap paha mulusnya, tetapi gerakan tanganku sedikit demi sedikit kutambah makin naik menuju mis V nya.

”Tin kulitmu mulus sekali” kataku, dia cuma diam tanpa membalas sambil sesekali menggeserkan pahanya agar tak kusentuh, tetapi setiap pahanya digeser, tanganku juga kugeser makin keatas. Akhirnya dia diam tak berani menggeser pahanya lagi sementara kuperhatikan matanya terpejam.

Karenamatanya terpejam terus, Titin tidak tahu kalau aku secara pelan pelan sekali juga melepas bajuku sampai bugil.

Setalah bajuku ku taruh di lantai pelan-pelan, aku merebahkan tuhuhku disambingnya, tia kaget merasakan aku repah disampingnya dan salah satu kakuku kutopangkan dipahanya dan dia merasakan kalau aku tak menggunakan baju lagi.

Apalagi aku sengaja memposisikan rudalku yang berdiri tegak ku tempelkan dipahanya. Dia kupelu dan kuperlakukan seperti guling. Dengan posisi begitu, aku diam cukup lama dengan tangan kananku menutupi payudaranya yang sebelah kanan. Tanpa memberikan rangsangan meremas atau mempermainkan putingnya.

Aku perlakukan begitu Titin tak berani menggerakkan badannya dan cuma diam, tetapi kurasakan payudaranya mulai berkeringat dan ketika ku tekan terasa kalau payudara Titin makin mengeras. Kubisikkan ditelinganya “Tin, tubuhmu ternyata bagus sekali, mulus nyaris tanpa cacat dan buah dadamu montok padet berisi, putingmu juga sangat indah” aku berkata begitu sambil memulai menggerakkan tanganku yang tadi cuma diam menelungkup di payudaranya.

Aku yang sudah berpengalaman dengan kekasihku, kali ini kuterapkan kepada adikku sendiri, dari pelan tapi pasti makin lama makin berfariasi. Dengan begitu kurasakan payudara Titin makin lamamakin kencang dan putingnya tambah keras.

Untuk menyakinkan pikiranku kalau dia mulai terangsang, aku bilang bahwa bulu-bulunya sedikit tetapi makin membuat keindahan bentuk mis Vnya. Sambil berkata, ku elus bulunya danku gosokkan jari tengahku ke lubang Vbya.

Benar juga Titin udah becek, berarti dia meski terikat dan ku tempel dengan tangan di payudara juga rudalku beberapa kali geser di pahanya dalam keadaan keras seperti batu. Ketika kulanjutkan mengelus ujung clitotisnya dengan ujung jariku…lalu kelamaan dia menggeliat dan mendesah, Titin semakin terangsang dan mis Vnya makin basah.

Kurasakan di tubuhnya ada perubahan, kalau semula terasa kaku sekerang tidak lagi.dia terasa agak rilek, maka aksiku makin bertambah, “mas mimikya…. Mas haus nich” kataku menggoda lantas kuisap putingnya dengan gerakan lembut ujung lidahku menyapu putingnya dari pinggir ketengan, kusedot dan sesekali ku gesek gengan ujung lidah dengan gerak reflek.

Kuperlakukan begitu Titin semakin menggeliat dan aku bilang “Tin,,, ditahan ya jangan mendesah biar mas enggak kebablas memperkosamu”. Dengan ucapanku, semula mulutnya mendesis akhirnya diam menahan rangsangan dengan menggigit bibirnya sendiri.

Ketika badannya meliuk dan suaranya desahan ditahan seperti orang ceguk an, aku tanya “Titin masih perawan apa enggak ?” Dengan desahan yang sangat ditahan dia bilang “Ac…ak….ituku masih perawan mas…ach….jad…. jangang ditusuk..” jarabnya terpatah…patah karena menerima rangsanganku tanpa dapat dihindari karena tangan dan kakinya kuikat.

Dia bersusah payah mengucapkan dan memohon ketika jariku senganja ku taruh dilubang paling bawah dan pura2 akan ku telusupkan dengan ancang-ancang gerakan jari bergantian gerak cepat dan lambat ku tambah kedalamannya.

Atas permohonannya aku bilang, aku tak akan memerawanimu meskipun sekarang tinggal hitungan detik keperawananmu lenyap, ujarku ketika telah pindah posisi menelungkup diatasnya dan menempatkan ujung rudalku didepan pintu masuk Vnya.

Jangan banyak kerak kalau sampai pertahanku goyak harenakamu goyang, burngku bisa melesak masuk. Habis begitu dia kucimui bibirnya, ku buka bibirnya yang kulumat dengan lidahku, Yitin berupaya menutup rapat bibirnya, tetapi ketika pelintiran di putingnya ku uat reflek, murutnya menganga kareta tak tahan rangsangan di putingnya,

Kesempatan itu kugunakan langsung menempel bibirnya dengan bibirku dan kucari lidahnya. Begitu ketemu langsung lidahnya kutekan dengan lidahku kearah bawan selanjutnya langit-langit mulutnya kusapu dengan lidahku membuat dia menggelinjang.

Permainan itu kulakukan Cuma sebentar karena lidahnya berupaya menyingkirkan lidahku tetapi begitu lidahnya diangkat langsung kuisap dan ku isap dalam-dalam, sementara jari-jariku makin gencar menyerang putingnya.

Ku perlakukan begitu dia menggelindang, punggungnya bergerak kekanan kekiriri dan terkadang naik turun, kurasakan pahanya mengejang dan disamping rudalku kurasakan cairan Vnya keluar. Kurasakan keluar, kulepas bibirnya dan aku melorot kebawah, langsung saja cairan yang meleleh keluar itu kuisap dan kutelan semua.

Meraakan apa yang kulakukan, kuliat dia berupaya bangkit namun gagal karena semua ikatan belum kulepas. Selanjutnya clitotisnya yang basah kuyup kujilati. Lidahku menyapi tepian klitotis dengan kedua tangan menguakmis Vnya sehingga aku dengan leluasa melakukan begitu.

Gerakan lidah ku semakin kupercepat dan kuselingi gerakan reflek menggesek ujung clitotis membuat Titin menggelinjang, berupaya mengatupkan paha dan tak mungkin bisa berhasil. Ketika cliosisnya ku isap kuleluarkan kusiap lagi, tepatnya ku kocok clitotisnya dengan bibirku membuat dia menggelinjang dan kurasakan pahanya menengang.

Selain otot dipaha menegang dan berupaya dikatupkan kedua kakinya dan gagal, kulihat punggungnya terangkat keatas tinggi, jatuh dan terangkat lagi sedang tanganya berupaya ditarik agar lepas juga gagal.

Aku bisa melihat karena sambil mengisap clitotis mataku selalu memperhatikan keatas melihat gerakan yang dilakukan.

Saat kulihat punggungnya diangkat tinggi-tinggi sehingga payudaranya makin tampak jelas karena tubuhnya terangkat, kurasakan otot kaki yang kusandari kedua bahuku terasa tengang sekali lantas kendor mendadak dan punggguhnya dijatuhkan.

Saat jatuh dia kulihat langsung lemas dengan nafas terengah-engah, di di misvinya yang ku jahili dengan lidahku keluar cairan kental berwarna putih yang langsung ku sedot dan kutelan. Aku sebetulnya ingin melanjutkan keusilanku, tetapi melihat nafasnya yang megap-megap kecapaian dengan keringat bercucuruan, akhirnya usilanku kuhentikan.

Kupandang wajahnya memelas juga, keringat nggobyos tanpa bisa merubah posisi tetap model X diranjangku. Lalu aku turun dari ranjang dan kuambil handuk dialmari, handuk itu kemudian kugunakan mengelap tubuhnya yang kuyup karena keringat cukup banya.

Terakhir handuh yang telah lembab kena keringatnya ku gunakan membersihkan mis Vnya dari sisa lendir sampai bersih, aku sengaja membersihkan dengan menguak dan mengelap clitutisnya dari samping segala penjuru sampai ujung dan dinding Vnya bagian dalam sampai kering.

Saat Vnya ku bersihkan dengan handuk, binggulnya geser kanan dan kiri dia menggelinjang menahan geli dan menggigit rapat rapat ibirnya sendiri. Selama kukerjai dalam kondisi terikat tanpa daya, Titin telah mencapai klimak sebanyak 3 kali membuat tubuhnya kulihat sangat lemas kecapkean.

Setelah membersihkan badannya dari keringat, aku memakai celana pendek dan keluar kamar sambil membawa handuk yang kuyup ku bawa ke kamar mandi, kubersihkan dan terajhir kusiram dengan air sower hangat.

Keluar kamar mandi aku memambil handuk yang biasa kupakai dirumah kubawa masuk lagi ke kamar. Di kamar kembali kulepas celana pendekku dan aku juga bugil seperti Titin. Handuk yang kubasahi air hangat, ku gunakan mengelap tubuhnya, dari wajahm leher dada dan kusuruh menganggat pungggung, dipunggung juga ku lap dengan handuk hangat.

Turun ke bawah sampai kaki, semua jari kaki hinggak telapak kaki ku lap semua. Setelah itu handuk basah ku taruh dilantai dan kulap lagi dengan handuk kering secara merata. Handuk kering juga digeletakkan dilantai.

Hand Body milikku kuusapkan tipis, ku gookkan ke sekujur tubuhnya dan ku akhuru dengan menyisir rambut yang telah awtu awutan. Setelah meletakkan sisir dan hand body di lemari kecilku aku kembali tiduran disampingnya dan ku kecup pipi baru bibirnya dengan sangat lembut sekali.

Aku diam dituran disampingnya menghadap keatas dan kaki kiriku kutopangkan ke kakinya tepat dipaha dekat mis Vnya sambil menikmati rokok sampai habis. Hujan diluar hampir 2 jam belumjuga ada tanda-tanda berhenti atau reda.

Setelah 1 batang rokok habis, aku berubah tengkup dan memperhatikan adikku dari ujung rambut sampai kaki, tak lama kemudian aku bankit dan jongkok dibawah melihat secara seksama tubuh bugilnya.

“Tin, bodymu luar biasa indah sekali, tapi sayang kalau keindahan ini dinikmati oleh Mian yang sekolahnya klas 5 saja tak sampai, apa lagi dia kerjanya hanya tukang yang sifatnya panggilan sehingga hasilnya Cuma sedikit. Eman Tin… eman sekali, dia tampan juga enggak, kulitnya item dan kluarganya ada yang gila. ”

Dari pada kamu dapet dia, mending kamu aku ambil istri, toh kita sadar kalau kita tak ada hubungan darah daging, jadi tidak melanggar aturan agama. Mulai besok aku gak mau kamu dekat dengan dia, kalau kamu dekat dia, atau aku dengar laporan, maka foto-foto itu pasti aku kasihkan bapak”

Aku berkata begitu dengan tanganku mengurut serta membelai kaki dari jari sampai ke paha, tetapi yang paling lama di betisnya. “Betismu ini bagus sekali”, kataku sambil memijat dan mengurut lekuk-lekuk betisnya.

“Mau gak aku carikan temanku, yang kerjanya sudah pasti, pendidikan juga seimbang. Kalau mau ? setiap aku ada kegiatan kamu ikut aku, aku akan tunjukkan mana-mana yang belum punya pacar atau calon pendamping”

Aku tanya begitu, adikku bilang “Mau mas” . akupun langsung bilang, besok kan hari minggu, besok jam 9 pagi aku mau ke temanku, ikutya ?”. Diapun mengiyakan. “Ok, aku pegang ucapanmu”, kataku sambil mengambil foto dia yang tadi dilihat tergeletak disampingnya dan kumasukkan di lemari lewat lubang tipis diatas pintunya dan kelihatan foto itu langsung jatuh didalamnya.

Setelah itu aku kembali mengurut kaki dan merambat ke atas sampai paha, samping mis V jari tangan dampai pundah dan disekitar payudaranya tanpa memberi rangsangan meskipun payudaranya kupegang, karena aku bentul-betul memijat bukan untuk merangsang, terakhir yang kupijat keningnya.

Setelah kupijat kucium bibirnya dengan lembut san kuusap payudaranya juga misVnya sekilas, tak ketinggalan pahanya sampai berakit di ujung kaki. Tubuhmu luar biasa indah sekali kucapku. “Malam ini kamu tidur disini ya, nanti jam 4 kamu pindah kamarmu” katuku dan dia mengangguk.

Setelah kuliahat dia bisa santai dan tubuhnya kelihat sudah segar lagi, aku mengambil air es di botol dari kulkas di samping TV dengan agak cepat masih keadaan bugil dan aku kembali menemui adikku yang mamsih jadi huruf X diranjangku. Rudalku yang tadinya kencang, sekarang telah hormat menunduk loyo.

Setelah meletakkan botol di meja kecil, aku kembali naik ranjang, ku kecup bibirnya selintas dan mis Vnya cuja kukecup seperti mengecup bibir, namun lubang mulutku ku paskan di clitotisnya.Setelah itu kulepas ikatan di kaki kemudian ikatan ditangannya.

Tali itu kukumpulkan dan aku keluar kamar kubuang di tempat sampah. Aku yang masih bugi balik menemui adikku, kulihat dia mengambil air es di botol dan meminumnya. Semula dia kupikir akan memakai bajunya, ternyata tidak, dia kembali tiduran.

Bedanya kalau dia tadi terikat dan berbentuk X, sekarang dia tiduran kakinya merapat dan kedua tanggannya tergeletak lepas disamping tubuhnya dan tidak berupaya menutup payudaranya. Akupun menusul rebah disampingnya dan kutopangkan kakiku di kedua kakinya yang membujur.

Aku perlakukan begitu Titin cuma diam tak menghindar, bahkan ketika tanganku membelai payudaranya tanpamenyntuh putting, dia juga diam, bahkan kakinya direnggangkan sehingga kakiku hanya menopang satu kakinya dia saja.

HP kemudian ku seet alarm wekernya jam 3.50 wib biar gak kelewatan jam dan bisa gawat ketahuan ibu angkatku. Setelah meletakkan HP dekat bantal, aku kembali tidur dengan memeluk Titin dan tanggankananku menempel di payudaranya.

Kuperlakukan begitu Titin diam saja bahkan meggeser tubuhnya merapat di tubuhku. Ketika dia menggesertubuhnya menghadap aku, lalu kutelusupkan tanang kiriku dibawah kepalanya. Titinpun mengangkat kepala dan kini dia meletakkan kepalanya di lenganku.

Posisi rang merapat, tangan kananku menarik tubuhnya sehingga mekin mendesak ketubuhkan dan patudaranya menyemduh dakaku, ku langkul dia, tangan kananku mengusapusap punggungnya yang mulus lantas diam.

Karena dia sangat mepet rudalku yang semula tidur bangkit lagi dan tergeletak dipahanya yang mulus, kuraih tubuhnya dan kurapatkan di tubuhku sehingga kini kedua payudaranya menempel didadaku.

Dengan gerakan kecil, sesekali rudalku menyentuh mis Vnya,seaat tepat berada di selakangan dan berada dibawah mis V kudorong, praktis rudalku dihimpit pahanya menempel mis V.

Wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku memudahkan aku mencium bibirnya. Dari jarak yang sangat dekat kuperhatikan bening matanya, hidung dan lekuk lekuk bibir. Indah sekali dan baru malam itu aku melihat wajah adikku sangat dekat.

Bibirnya merah jambu merekah, ketiku kutempelkan bibirku di bibirnya dia diam dan ketika ku gerakkan dengan sesekali menyedot bibir bawahnya, ternyata Titin mengimbangi, semula cume pelan, makin lama dia juga menyedot bibirku dan menarik tubuhnya untuk rebah menengadah keatas dan kakinya direnggangkan.

Meski tidak memberi ucapan, dari gerak tubuh sepertinya Tinin memeri kesempatan aku untuk memesainya, benar juga ketika tubuhku telah berada diatasnya dan kujatuhkan sehingga payudaranya menghimpit di dadaku dia cuma diam dan memejamkan mata.

Bibirnya yang terbuka sedikit akhirnya kuisap dengan bibirku, diapun mengimbangi. Makin lama bibirkami semakin gencar berciuman salaing menghisamp, payudaranya yang terasa makin keras didadaku akhirnya kuraih dan kedua duanya kupermainkan.

Semakin kuremas semakin keras dan kedua tangannya Titin sekarang beralih merangkul leherku sekakan emnggan lepas. Puting payudara yang kurasakan makin keras dan membesar ditanganku, akupun melorot dan bibirku beralih ke dada hingga akhirnya kembali putingnya ku kulum silih berganti kanan dan kiri.

Mendapat serangan yang makin gencar kuaparkan ke putting, Titin nafasnya terengah engah kedua kakinya makin dilebarkan tanpa kuminta atau kupaksa. Aku ingin menjilati mis Vnya lagi, tetpi aku juga ingin merasakan nikmat.

Tiba-tiba aku hendikan mendadak, Titin kelihatan kecewa karena dia sepertinya hampir mencapai klimak meski mis Vnya belum kusentuh. Aku bilang “Tin isap punya mas ya?”. Dia bilang “Aku belum pernah mas” katanya.

Atas jawabannya itu aku menendekatkan wajahku ke wajahnya, dicoba ya ? kak apa-apa, tadi cairanmu keluar banya mas isap dan telan, sekarang Titin isap punya mas, kalau keluar telan ya” pintaku. Tanpa menunggunawaban, aku langsung memposisikan mekanggangi Titin lagi.

Tetapi caraku lain dengan tadi, tubuhku berbalik gaya 69, aku tetap diatas Titin, tetapi kakiku berada dipundaknya dan kurasakan rudalku sempat menyentuh bibirnya. Ku renggangkan pahanya sangat lebar dan kuraih betisnya yang kecil.

Dengan begitu aku bisa bebas menjilati mic Vnya sambil berpegangan kedua betisnya, langsung saja sambil memegang erat betisnya lidahku langsung hinggap di clitotisnya yang telah basah. Kugerakkan lidahku seperti kucing kecil menum susu di mangkuk kecil.

Ku jilat dan kujilat terus. Titin yang semula menghindari rudalku, akrena setiap menghindar pantatku kugeser sehingga rudalku mengenai bibirnya. Dengan serangan ku yang makin genjar dia terengah-engah, aku yakin bibirnya terbuka, maka ketika rudalku berada didepan pibirnya maka pantatku kutekan.

Karena tekanan itu, rudalku berhasil masuk dimulutnya.Pertama kurasakan rudalku sakit karena kena giginya. Karena tiap rudalku kena giginya, clitotisnya ku ku tekan dengan lidahku dan ku tempel di gigi, dia menggelinjang mungkin kesakitan.

Lama kelamaan dia mungkin tahu tak mau rudalku kena giginya karena tiap kena clitotisnya kutekan. Akhirnya tidaklagi dan setus dihisap sesekali tersedak akibat rudalku termasuk jumbo. Makin lama kurasakan isapannya makin enak, maka clitotisnya juga kuisap dengan lembut sesekali gerak reflek sampai cairan merembes keluar.

Titin kuperlakukan begitu dia sampai mengalami klimak dua kali, ingin menyudahi dan menghindar setelah keluar pertama, Karena dia sengaja kukunci, dengan fersi 69 dan betisnyanya yang kecil memudahkan aku untuk mempertahankan agar dia tak bisa menghindar.

Karena tak dapat menghindar dan meskipun banjur kujilat dan kuisam kutelan habis, kuteruskan sampai klimak ke dua Titin sepertinya tak tahan lagi dan klimak ke dua itu sangat benyak cairan yangn keluar, tidak lagi hanya cairan kental tetapi kedua itu ada carian seperti air yang cukup banyak.

Keluarnya cairan itu didahului dengan bergetarnya kedua kai dan melepas isapan rudalku, getarannya sangat keras sekali sehingga aku kewalahan nyaris kedua kakinya yang berupaya diluruskan gagal sampai dia terasa mengejang baru keluar cairannya cukup deras sekali.

Setelah keluar, kurasakan dubuhnya keluar keringat cukup banya dan lemas sekali, maklum sejak dia buka baju dan kuikat, itu merupakan klimak yang ke lima kalinya. Saat kuhentikan dan aku berubah posisi tiduran disampingnya, kuperhatikan tubuhnya sangat lemas lunglai.

Melihat kondisi begitu, kuambil handuk yang basah tadi segera ku bersihkan keringatnya dan dari handuk basah ganti handuk kering. Setelah handuk kulempar kebawah, kipas angin diatas tempat tidurku kunyalakan.

Titin kulihat nafasnya masih tersenggal-senggal, lalu kuambilkan air es yang sudah berkurang dinginnya, kusuruh dia minum. Setelah dudk dan meminum, lalu menyerahkan botol ke aku lagi dan kmbali merebahkan tubuhnya telentang.

Titin betul-betulkekelahan dan kulihat wajahnya agak pucat karena berkali-kali dia orgasme. Katika kupeluk dalam tidurnya, dia cepat sekali terlelap saking lelahnya sampai alarm di HP ku bunyi menandakan waktu pukul 3.30 wib.

Dering diponsel segera kumatikan dan Titin kubangunkan dengan agak malas dia kenakan kembali bajunya dan langsung keluar kamar menuju kamar tidurnya. Setelah kuperhatikan Titin masuk kamarnya, aku menutup kamarku dan langsung memberesi tempat tidur yang awut-awutan.

Seprei langsung kuganti yang baru, karena seprei terdapat basah banyak lendir dari mis V titin yang tercecer. Setelah merapikan tempat tidur, reprei dan handuk basah kumasukkan bak di tempat cucian dan aku kembali tidur.

Pukul 5.30 aku bangun, kulihat orang tua angkatku sedang memasak didapur, Titin kulihat wajahnya sudah segar karena habis mandi. Kalau biasanya aku tiap pagi untuk bisa minum kopi membuat sendiri, tapi pagi itu Titin membuatkan kopi untuk aku, dia sendiri membuat minuman teh.

Sejak pagi itu dan seterusnya, Titin yang bisanya hanya mmbuat teh untuk ibu angkatku dan dirinyya sendir jugakopi susu untuk ayahku, menambahkan membuatkan kopi untukku. Setiap membuatkan kopi selalu diicip karena aku tak suka kopi manis.

Dari kebiasaan membuatkan kopi dan diicip terlebih dahulu, saat kisah ini kutulis Titin telah menikah dan tiap hari sedikitnya dia mimum dua gelas kopi. Ketika kutanya dihadapan suaminya, itu karena gara gara aku karena dulu tiap membuatkan kopi selalu diicip, sekarang dia kecanduan kopi pahit sama dengan seleraku.

Seperti yang ku minta bahwa jam 9 aku akan kerumah temanku dan dia ku ajak. Ahirnya berangkat juga ke rumah temanku seorang paranormal kondang. Disitu temannu nerocos dan mengupas tuntas siapa Mian sebenarnya.

Dikatakan temanku bahwa Mian itu menggunakan guna-guna melalui kue apem yang diberikan ke keluargaku dengan sasaran Titin dan Titin kena, makanya kapanpun Mian ingim memesrai Titin tak bisa menolak.

Tidak itu saja, Mian sering meminta uang, Titin juga memberi dengan senang hati sampai perhiasan kalung yang semula besar sekarang telah makin kecil dan lebih pendek karena yang lama dijual dan membeli yang lebih kecil.

Selain itu, gelang keroncong 6 buah juga ludes dijual untuk mememuhi permintaan Mian. Selain itu temanku bilang bahwa belum lama ini Titin naris diperkosa, kejadiannya saat Titin disuruh membolos kuliah.

Menurut temanku, saat itu Titin diajak kerumah keluarga Mian (dirumah kakeknya yang jadi dukun) Dirumah itu dengan alasan untuk memberi ilmu kasih sayang, Titin manut diruwat. Dalam ruwatan dikamar praktek kakenya Mian, Titin disuruh meminum ramuan.

Setelah minum ramuan, Titin disuruh telanjang dan kata kakeknya tak usah malu itu demi ilmu yang diberikan bisa sakti dan ampuh. Titin manut semua perintah kakeknya Mian. Titin yang disuruh tidur telentang di sebuah dipan beralas tikar pandan manut.

Setelah telentang iatas tikar itu, si kakek bilang supaya bertahan dan tak usah malu, Titin menangguk setuju. Maka selanjutnya Mian, kakaknya dan adiknya laki laki disuruh masuk. Ketiga nya disuruh mecukur bulu diketiak dan di mic Vnya sampai bersih.

Setelah bersih Titin disuruh menghisap rudal ke tiganya bergantian sampai keluar dan harus ditelan habis. Titin manut. Selanjutnya payudara Titin diisap ketiganya bergantian. Setelah selesai, Titin dalam keadaan bugil diminta membantu nenek didapur memasak juaga mau.

Saat sedang memasak, panamnya Mian datang meneatakan ada 4 pasien yang butuh air susu perawan untuk mengobatinya. Pasien itu disuruh masuk dan Titin disuruh menyajikan minuman kopi ke 4 tamu dalam keadaan bugil.

Permintaan demikian tidak ditolak oleh Titin. Setelah menyajikan minuman kopi, Titin disuruh kakek untuk tiduran diatas meja, sedang kopi dalam gelas itu setelah dingin baru diminum oleh tamunya. Si kakek bilang sambil menunggu dingin. Minum dulu itu susu perawannya.

Tak ayal, hari itu payudara Titin menjadi bulan-bulanan dan sebelum pulang ke Malang, Menyuruh Titin kekamar lagi, Didalam kamar, ditunjukkan oleh kakek ke Mian dean akak serta adiknya. Mis Vnya dikuak lebar dan diperlihatkan bahwa miliknya Titin itu masih perawan.

Sikakek saat itu membekap Titin, paman nya Mian mengisap keras sekali putingnya dan Mian, kakaknya serta adiknya bergantian memegani kaki Titin agar mekangkang lebar skali. Yang tidak memegang mengisap clitotis sambil menggigit 7 kali. Kedinyanya bergantian.

Diperlakukan begitu Titin tak bisa berbuat apa-apa selain dibekap dan deibentang kakinya. Kedua tangan dipegangi. Tangisan dan rinthan Titin tak dihiraukan dan sikakek bilang “Ditahan ya karena ini hasilnya akan luar biasa”.

Ditanya temanku pada Titin apa itu terjadi dan apa benar bulan purnama bulan depan Titin disuruh meninap disana ? Sebelum menjawab, kulihat matanya Titin sembab dan berkaca-caca, dengan tertunduk mengatakan benar.

Temanku bilang, apapun yang diminta Mian dan keluarganya, Titin akan memenuhi dengan segala cara. Disuruh apapun juga bersedia. Dikatakan untukng tadi malamnya saat itu aku memesrai dirinya, karena jika tidak maka Mian akan leluaa menebarkan guna-guna dengan menggunakan 7 bulu dari kemaluan Titin yang diambilnya dengan pura pura ingin meminta keperawanannya.

Yang terakhir temanku tanya dengan kalimat diperjelas “Apa benar kakeknya tanya apa Titin tau dimana sertifikat rumah disimpan, Apa bia mengambil membawa ke rumah kakeknya Mian” Pertanyaan itu diiyakan.

Temanku pun akirnya bilang bahwa Mian mendekatinya bukan untuk menjadikan istri tetapi hanya ingin mendapat kekayaan berlimpah dari orang tua angkatnya dan dia akan dijadikan budak sex. Dengan berbagai penjelasan akhirnya Titin baru sadar kalau Mian musang berbulu domba.

Setelah sadar apa yang dilakukan Mian sebenarnya maka sejak saat itu Titin selalu menghindari Miann, Untuk dapat menjauh pelan-pelan, maka aktifitasku di bidang enntertainment yang sering mengadakan pertemuan dan pagelaran, Titin selalu ikut Tak perduli pulang sampai larus malam, bahkan perhan hampir jam 2 dini hari baru masuk rumah.

Kalau pulang kuliah Titin tidak lagi pulang sendiri naik angot tetapi minta aku menjemput, berangktanya bersama ayah angkatku terkadang bersama aku. Alasan yang disampaikan ke ibuk itu adalah untuk penghematan.

Sementara itu, saat dirumah dia kalau melihat TV mesti dikursi depan ku, sehingga kalau tanganku usil ke payudaranya lewat samping yang kursinya nyaris mepet tempok sangat mudah sekali. Setiap malam Titin jika nonton TV tak lagi memakai bra.

Ketika ayah dan ibu angkatku ke Yogya selama 5 hari karena ada keluarga yang sakit keras, dirumah aku hanya dengan Titin. Selama itu pula Titin tidurnya dengan aku dan tiap malam bercinta sepuas puasnya.

Saat uty selama lebih dari 4 tahun aku bercinta dengan Titin, aku pertahankan kegadisannya meskipun aku pernah tanya bagaimana kalau kegadisannya aku minta, Titin tidak menolak dan bilang kapanpun diminta akan diberikan.

Sedang setelah dari temanku itu, Mian tak ada lagi kesempatan menemui Titin hingga malam purnama yang dijanjikan terlewati. Ibarat bumerang senjata makan tuan. Berlaku juga dengan keluarga Mian. 7 hari selepas purnama kakiknya meninggal dunia akibat kecelakaan dan badannya hancur bersama beberapa penumpang bus yang ditabrak kereta api. Belum genap 40 harinya, Kakak nya tewas akibat salah sasaran dendam carok.

Sedang adiknya yang sangat bernafsu menikmati keperawanan Titin, 3 hati meninggalnya di kaket mendapat musibah. Saat itu ada kendaraan selip, sepeda motor yang oleh menabrak adiknya Mian tepat mengenai kejantanannya dan kaki kiri, setelah sembuh, adiknya impoten dan tidak puna kaki kiri karena diamputasi.

Sementara itu, Mian yang melakukan pendekatan terhadap teman dekatnya Titin dan berhasil memetik keperawaannya kepergok warga, selain dapat bogem mentah juga harus bertanggung jawab untuk menikahinya.

Setelah menikah yang dilakukan mendadak, 3 hari kemudian bencana datang. Dia yang dipercaya jadi kernet, saat sopir sedang mesukke pasar, dia erulah seperti sopir yang ahli mencoba menjalankan truk untuk pindah parkir.

Truk yang dijalankan semestinya berhenti malah laju kencang dan 2 orang yang sedang ayik duduk dibecak diseruduk tewas seketika. Panik melihat ada korban, truk semakin kencang dan baru berhenti setelah menabar pohon dan elok menabrak pagar tempok

Akibat kejadian itu Mian selain harus bertanggung jawab mengganti kerugian harus mendekam pula di penjara ber tahun-tahun dan. Saat masih ditahanan berupaya melarikan diri akibat dikabari istrinya akan melahirkan, kepergok petus. 2 timah panas menerjang lututnya.

Buah simalakama yang dilakukan Mian dan keluarga, sebaliknya buah kenikmatan yang kuperoleh karena bertahun-tahun aku bercinta dalam 1 rumah. Irit tak perlu keluar ongkos apel dan aman berbuat semau gue.

Selama itu pula bisa dikatakan tiada malam tanpa aku menyentuh payudaranya meng sangat indah dengan putting menonjol agak panjang sehingga diisap pas dan nikmat sekali.

Pernah hampir sehari semalam aku dan Titin tidak keluar rumah, masakan waton yang banyakdipanasi bisa untuk esoknya. Karena itu, Saat itu Titin tak kepasar dan dirumah sepi cuma aku dan Titin karena ibu ke famili di Jakarta selama 5 hari dan ayah tugas selama 2 minggu.

Masih kuingat, saat itu Titin mulai jam 8 malam sampai besok hampir jam 2 siang dirumah telanjang bulat, aku juga begitu dan kami menikmati sex sampai loyo. Titin saat itu sudah pandai oral punyaku dan selalu menelan habis.

Percintaan sex sepuas-puasnya yang kujalani dengan Titin, berakhir pula masanya. Aku sebetulnay telah jatuh cinta dia juga begitu tetapi aku berfikir, bagaimana kalau dia jadi kunikahi ? apa mungkin nikah dapat serumah ? Bagaimana pandangan tetangga nanti?.

Dari fikiran itu akhirnya aku nekat mencari pacar lagi (yang dulu putus) akupun segera memimangnya. Saat mendengar aku telah melamar seorang gadis, Titin emosi padaku, namun setelah ku jelaskan dia memahami.

Saat itu, janjiku pada Titin, aku tak akan meninggalkannya. Dia bisa bertandang kerumahku (pindah kerumah istri) atau aku akan mengunjunginya untuk dapat mereguk gelegak cinta yang terus berkobar.

Pada saat pernikahanku berlangsung, Titin menjabat tanganku dan menangis, istriku hanya bengong. Maka agar tak terjadi sesuau, dia kuajak kekamar manten bersama istriku. Dikamar tanpa sungkan langsung memelukku sesenggukkan dan juga memeluk istriku.

Kepada istriku sambil sesenggukan bialang “aku titip kakakku sayangi dia sepenuh hati dia sangat baik dan perhatian kepada keluarga, do’akan aku segera dapat jodoh dan sring-reringlah dolan ke Malang”

Ucapan itu diamini oleh istriku, dan Titin minta kerelaannya untuk memberi 3 bunga melati ronce yang dikenakan istriku. Istrikupun memberikan bunga yang diminta. Sementara itu diluar masih banyak tamu yang ingin menyalami.

Istrikupun aku suruh menemui tamu dulu aku segera menyusul. Setelah istriku keluar kamar, Titin langsung memelukku erat sekali dan mencium bibirku. Dalam waktu singkat itu permintaannya sangat gila.

Titin langsung mengeluarkan payudaranya dari baju yang menggunakan resluting yang ternyata tidak menggunakan bra. Dia berani tanpa bra dibalik bajunya karena dalam rombongan hanay se mobil dengan ayah dan ibu angkatku.

“Mas untuk kenang-kenangan ini kadoku, gigitlah sampai berdarah aku akan tahan sakitnya, akalu mas tak mau aku akan buka baju dan keluar kamar aku bilang mas mau memperkosaku” Tak ada pilihan permintaan kulakukan.

Puting kiri yang sangat aku senangani langsung kuicap sangat keras sekali dan kutekan dengan lidak ke gigiku dengan kuat. Ku dengar Titin menahan sakit tapi dia bilang terus sampai berdarah dan minum darahnya.

Mau aku teruskan ragu tetapi kulalukan juga aku takut dia nekat keluar kamar buka baju. Kukatupkan gigi bawah dan atas sambil menyedot putingnya. Kudengar rintahan sakit tapi dia bilang terus. Untung rintihannya tak terdengar karena sound system cukup kencang membunyikan lagu dangdut.

Setelah kurasakan ada rasa asin dari darah yang keluar dari putingnya kusedot sekencang-kencangnya dan sekuat kemampuanku. Saat itu kudengar dia mengalami kesakitan sampai menangis yang tertahan.

Saat kulepas, matanya sembab dan mencium bibirku, “Jangan lupakan aku mas, luka ini tak akan ku obati ini bukti cintaku pada mas yang murni, sakitnya susuku adalah ibarat debu dibanding besarnya cintaku”

Setalah merapikan baju dan mengusap airmata, dia mengeluarkan minyak kayu putih diusapkan ke wajahnya. Dengan begitu otomatis keluar kamarku aroma minyak kayu putih menebar dari tubuh Titin. Dia bilang sangat ngantuk semalan tak bisa tidur ingin segera bisa melihat pernikahan ku.

Satu minggu usai pernikahan, ku ajak istriku bertandang ke Malang menginap 2 hari. Selama itu pula Titin selalunimbrung ke aku dan istriku. Pada Titin kulihat kemesraan dan kucium istriku didepannya sambil ku remas payudaranya.

Kuperlakukan begitu, istriku malu meskipun dia telah jadi lilikku seutuhnya, aku cuma ngakak dan bilang ke Titin, cepetan cari jodoh….. enak lho jadi manten itu” aku yang meledek Titin, istriku gemes dan mecubit tanganku.

Malamnya ketika semua tidur dan aku juga sudah tidur dan telah main 2 ronden dengan iastriku. Istriku kecapaena melayaniku lansung pulas tidurnya. Sesuai pesan Titin aku tak boleh matikan hp, amak hap Cuma kubuat erkedip.

Di sms yang muncul sekitar jam 2.30. bertuliskan pesan “Cepat ke kamarku aku dah siap” habis baca sms langsung ku habus dan aku keluar kamar, lansung nyelonong ke kamar Titin yang pintunya terbuka dikit dan dikamar lampuna terang.

Begitu aku masuk, Titin telanjang bulat yang berada disamping pintu langsung mengunci dan menarik tubuhku keranjang. Aku malam itu cuma pake celana pendek berkolor tanpa pake CD. Dalam hitungan detik aku telah bugil.

Diranjang, Titin langsung melumat bibirku dan memegang rudalku dikocok kocok dan di pelirit hingga bangun dan keras. Setelah tegang dia langsung melumat rudalku yang belum kucuci habis main dengan istriku.

Titin rupanya nekat tak jijik dan langsung mengulum penisku sampai keluar dan air maniku ditelan habis tanpa sisa sampai rudalku mengkeret lagi. Terakhir sebelum dilepas, rudalku digigit.Suakit rasasanya tapi kutahan juga setelah itu Titin menciumku kuat sekali isapanya baru melepas.

Setelah aku menggunakan cd ku, aku bergegas keluar kamar dan menuju kamar kecil pura-pura beol padahal Cuma cebok aja trus aku balik ke kamar menyusul isriku yang masih lelap tidurnya dan bajunya masih teronggok.

Tubuh bugil istriku malam itu hanya ditutup dengan selimut, kubuka selimut yang sebelumnya celana kolorku aku lepas dulu. Kurangkul tubuh bugil istiku dari belakang, dia masih pulas tampak dari suara nafasnya.

Ku cari payudara istriku dan kugenggam diam sampai aku juga ketiduran dalam sekejab. Aku terjaaa dari tirus ketika kurasa selimut tak ada diatas tubuhku, istriku ternyata sedang asyik mengocok rudalku hingga kenceng banget ku buka mata dan langsung menindih istriku serta menusukan rudalku ke sarangnya.

Setela rudalku menembus sasaran dan menumpahkan amunisi, isiku bankit menelap rudalku sampai bersih. Dia meninggalkanku dengan selimut kembali kupakai. Istriku keluar kamar untuk mencuci roknya yang belepotan air mani.

Samar-samar kudengar isriku ngobrol dengan Titin yang pagi itu bangun untuk merebus air panas. Melihat istriku usai mencuci terus mandi keramas, Titin secepat kilat masuk kamarku lansung naik menciumi bibirku.

Aku kaget kenekatan Titin dan pagi itu nyaris dia kuperkosa tan[a sengaja karena dia masuk pake rok tanta cd dan berupaya menelusupkan rudalku di mis Vnya, untung rudaklu sangat lemes karena sejak sore udah mengluarkan amunisi sebanya 5 kali.

Ku bilang cepat keluar karena istriku kalau mandi keramas cepat sakali waktunya. Titinpun langsung turun dan cepat cepat balik kedapur dan menyiapkan minuman kopi dan tehm sedang waktunya saat Titin balik ke dapur dan istriku terdengar kembalo ngobdol dengan Titin di dapur sangat limit sekali.

Saat istriku masuk kamar, aku pura-pura baru bangun dan mulet lantar turun dari tempat tidur lalu mengenakan celana dan kebelang. Sebelum aku ke kamar mandi, ku sempatkan masuk kedapur menghampiri Titin dari belakangnya.

“Untung kamu cepat balik, kalau tidak wah celaka” kataku sambil menyingkap rok dan jariku langsung hinggap di mis Vnya. “Suatu saat aku pasti minta ini, tapi tunggu waktu yang tepat” kataku sambil mencubit clitotisnya.

Saat kucubit mungkin kesakitan sehingga Titin sempat menjerit dan langsung ku bekap mulutnya. “Jangan teriak tar kedengaran istriku” bisikku ditelinganya sambil tetap jariku mengggosok clitotisnya dengan gerakan reflek. “Sakit” katanya lirih dan kutarik lagi jariku, kucium bibirnya daru dia kutinggal ke WC.

Saat aku sudah jongkok mau beol, ku dengar istriku masuk dapur menanyakan ada apa tadi, Titin bilang ada tikus jatuh dari atas lemari dan lari lewat samping kakinya menuju selokan. Saat tanya begitu juga ku dengar suara tikus mencicit seperti kejar kejaran di dalam sekokan.

Setelah kejadian itu, aku mulai jarang ketemu dengan Titin dan hanya ketemu saat ke dua orang tuaku pergi Yogya (sering dilakukan sejak dulu pergi ke keluarga di Yogya). Selama istriku hamil, dia hanya dua kali ikut ke Malang.

Sedang empat kali tidak ikut, karena dua kali istriku ketika baru saja dinyatakan oleh dokter positif hamil dan dua kali tak bisa ikut karena kandungannya sudah besar. Setiap orang tuaku mau pergi, dua hari sebelumnya aku ditelepon Titin.

Karena sudah salingmemberi sandi, kalau telepon jam 7 hingga 8 malam yang menerima istriku dan kalau malam jam 9 sampai jam 10 aku sendiri, maka ketika telepon ku lihat dari Titin, kusuruh istriku menerima.

Pada istriku bilang kalau aku tak repot disuruh ke Malang karena rumah ditinggal pergi, sehingga aku bisa aman berangkat ke Malang tak dicurigai istriku sebab biasa setelah Titin bicara akan disambung oleh ibuku.

Dengan permintaan yang disampaikan ibuku, otomatis istriku mengijinkan karena dibilang kalau semua pergi dan rumah kosong, padahal ibuku disuruh Titin bilang begitu, kalau tidak begitu mungkin istriku tak mengijinkan.

Perjalanan waktu tak terasa, dari rahim istriku lahir anakku yang kuberi nama Neni. Satu minggu kelahiran Neni, ibu dan Titin bertang kerumah bersama om Jodi yang mengemudikan mobil, istri om Jodi juga ikut.

Dikunjungi keluarga Malang, istriku menangis karena tak ada lagi ayah yang telah berpulangan belum genap 40 harinya. Ketika sore hari keluarga kembali ke Malang. Titin tak ikut dan memilih menginap. Alasannya kangen dengan aku dan senang melihat anakku yang manis dan kulitnya putih bersih.

Selama tiga hari dirumah, Titinlah yang memasak. Sedang kalau malam hari, istriku tidur dikamar dengan sikecil Neni, aku tidur di depat TV menggelar tikar, maklum saat itu dirumah kamarnya hanya satu.

Ketika Titin menginap, mau tidak mau tidurnya se tikar denganku. Istriku tak curiga bagaimana kalau dia telah lelap karena istriku menganggab Titin adalah adikku dan tak mungkin berbuat macem macem. Anggapan istriku meleset, sebab tiap tidur Titin menggunakan kimono yang dalamnya tak memakai apa apa lagi. bra dan cd ditanggalkan semua.

Selama tiga malam Titin menginap, tiap malam meski cuma 1-2 jam waktu dihabiskan buat bercumbu denganku. Saat bercumbu kulihat Titin agak tersiksa karena tidak berani mendesah takut didengar istriku.

Dari kejadian itu, beberapa tahun lagi saat Neni telah sekolah di SD klas 3 dan Titin telah punya seorang anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Kedatanganku bersama Istri dan Neni, menginap tiga hari. Saat itu, suaminya Titin pulang kampung menengok ibunya karena sakit.

Neni dan istriku jam 9 malam tak tahan lagi kantuk karena sudah kebiasaan dirumah pada jam segitu sudah tidur, maka selepas jam 9 cuma aku dan Titin yang sedang menikmati tayangan tv. Karena kebiasaan bila jam 9 tidur istri dan anakku cepat sekali lelap, kugunakan untuk menggoda Titin.

Titin yang sukanya nonton tv bersandar di lemari dekat dinding. dia kuhampiri dan langsung tanganku hinggap dilututlya lantas ku geser keatas sampai masuk di balok roknya yang longgar. Kuperlakukan begitu dia diam saja.

Sepertinya dia agak ragu mengimbangi ulah usilku karena ada anak dan istriku yang baru tidur, karena takut kepergok istriku. itu wajar saja. karena masuknya ke kamar belum lama. sehingga Titin hanya diam kuraba-raba pahanya

Titin baru bereaksi ketika jariku kupaksakan menelucup dibalik cdnya. meski tak merkata-kata, Titin memberikan sinyal dengan menyelonjorkan kaki. Karena kakinya berselonjor maka cdnya kutarik. Titin yang merasakan cdnya ku tarik, dia mengangkat pantat dan lepas pula cd itu langsung kulepas dari kakinya.

CD yang lepas langsung kumasukkan sakuku dan jariku bisa bebas masuk ke mis Vnya. Apa yang kulakukan malam itu lain dari sebelumya. Kalau sebelumnya jariku hanya bermain di clitotis, kini kutambah dengan menusuk ke lubang dibawahnya.

Aku berani melakukan itu karena serambi keperawanan telah dibuka istrinya dan lubang itu telah keluar bocah kecil. Kalau dulu aku selalu menjaga tak sampai mengganggu lubang itu. Ku kocok-kocok semula dia diam, mala kelamaan kakinya makin direnggangkan dan duduknya bergeser.

Saat Titin menjauh dari lemari dan bisa merebahkan badan, kakinya sang satu kutarik sehingga pahanya terbuka lebar.Kesempatan itu tak kusia-siakan dan langsung saja ku sibak roknya dan au bertelungkup didepannya.

Langsung saja kujulurkan lidahkan kembali mengulum clitotisnya yang makin membesar, sementara itu jariku kumasukkan dilubang bawahnya dan ku gerakkan keluar masuk. Mula-mula lambat gerakan jariku, tetapi setelah licin, kupercepat gerakan jariku.

Titin yang makin terangsang tak bisa mempertahankan dirinya kakinya bergerak kesana kemari menahan rangsanganku. Tiba-tiba kepalaku sidorong dan bilangn “Dikamar aja mas”. Berkata begitu langsung dia berdiri dan menuju ke kamarnya dan ku ikuti dari belakang.

Begitu aku masuk, pintu kututup lagi dan Titin langsung tidur telentang dilantai yang sebelumya mencopot baju yang ternyata dia tak memakai bra dan di tempat tidur anaknya tidur lelap sekali. Kebugilan Titin kususul aku menelanjangi diriku sendiri.

Tidak seperti dulu pemanasan lama, sekarang langsung ku serang dan putingnya yang indah langsung usedot dan satunya ku pilin-pilin, sedang jari tangan yang nganggur kugunakan mengocok mis Vnya. Sebentar saja kuperlakukan pantatnya bergoyang antara meniknai dan ingin menghindar karena seranganku sangat gencar.

Dia rupanya tak tahan lagi dan aku tahu itu tandanya sebentar lagi dia akan mencapai orgasme puncak. aksiku lansung kuhentikan dan kulanjut dengan melumat bibirnya dan tanganku kembali meremas-remas payudaranya.

Rudalku yang sesekali menyentuh lubang Vnya, ketika kurasakan berada didepannya langsung kusodokkan dan blesssss. masuk kuhujamkan secara spontan. Titin kaget karena rudalku kumasukkan, setelah berada didalam kutekan sedalam mugnkin sampai dia meringis.

“Kalau dulu aku pernah bilang suatu saat ini aku minta, sekarang waktunya dan aku telah memenuhi ucapanku tidak akan mengambil keperawananmu” bisikku di telinganya. “Kok dimasukkan” katanya lirih sekali” Karena ini sudah tak perawan lagi” jawabku membisik ditelinganya dengan terus menekan rudalku.

Aku sengaja menekan rudalku sedalam-dalamnya, menarik pelan pelan memajukan dan seterusnya gerakanku makin cepat.Karena dia tadi hampir orgasmi dan kulanjutkan dengan rudalku bukan dengan lidah atau jari, Titin kelojotan dan akhirnya dari mis Vnya kurasakan keluar carian cukup banyak.

Sejak malam itu, ku kibarkan bendera bahwa selain istriku maka V milik Titin adalah V kedua yang bisa memuaskan ku. Titin juga demikian, aku adalah pemuas nafsunya selain suaminya. esok paginya saat istriku mandi, Titin menghampiriku dan memeluk serta mencium sambil menangis.

Dalam tangisnya dia bilang sangat kesepian, sudah dua tahun tak merasakan seperti tadi malam kerena suaminya tak mampu lagi akibat penyakit diabetes kadar gulanya sangat tinggi. Titinpun akhirnya berharap aku bisa menyiram kekeringan itu.

Setelah berkata, dia bangkit dari pangkuanku (karena sebelumnya dia nekat duduk dipangkuanku menghadap wajahku saat aku duduk di kursi. Titin langsung ke kamar dan keluar lagi menunjukkan berkas medis tentang penyakit yang diderita suaminya.

Saat aku membaca dengan seksama dan Titin disampingku, istriku yang kelihatan segar dengan aroma wangi sabun mandi menghampiri. “Ini lho mbak suamiku kena penyakit gula” katanya. Dibilang begitu istriku cuma melongok sebentar dan lerlihat kop dan logo salah satu rumah sakit di Malang.

Setelah melihat selintas, istriku langsung kekamar dan keluar lagi setelah ganti baju. Selanjutnya Titin mengajak istriku kepasar dan Neni juga diajak. Pulang dari pasar, Neni senang sekali dibelikan sandal dan penjepit rambut oleh Titin.

Selama tiga malam dirumah Malang selama itu pula kunikmati Tubuh Titin seutuhnya, bahkan di hari ketiga ku hajar dia di mis Vnya dengan nafsu yang membara seski begitu tak seperti dulu aku aku tak berani meninggalkan bekas cupang dibalik baju kecuali di dekat mis V yang agak tersembunyi karena tertutup bulu-bulu hitamnya, itupun kecil sekali.

Memasuki tahun ke tiga derita yang dialami Wawan suaminya Titin, Wawan hampir putus asa bagaimana mememenuhi kejaiban batin istrinya, sedang kewajiban lahir telah terpenuhi. Rumah, perabot rumah tangga, mobil dan perangkat audio serta computer lengkap.

Berkali-kali mencoba berkali-kali pula selaku gagal memberi kepuasan Titin diatas ranjang, akhirnya diantara keputus asaan Wawan bilang “Tin, ma’afkan aku sebagai suami tak bisa memberi kepuasan padamu, kalau kamu ingin kepuasan aku ijinjan tapi jangan sampai perkawinan ini retak ditengah jalan” kata Wawan sesengguk-an.

“Mas ini bilang apa sih mas, aku puas kok jadi istri mas” Jawab Titin dengan menyembunikan kepuasan dengan kakak angkatnya. “Carilah laki-laki yang bisa memuaskanmu adal hanya seorang dan dia bisa menjaga rahasia” katanya.

Tiga bulan setelah peristiwa itu, Titin, dan suami serta anaknya bertandang ke rumah Heru. Dan ketika masuk, Heru serta istri dan anaknya menyambut dengan ramah serta mengharapkan bisa menginap. pada saat itu Herman rumahnya telah memiliki 3 buah kamar.

Melihat spontanitas istrinya tanpa sungkan dihadapan dia maupun istrinya Heru, Titin yang masuk langsung memeluk Heru dari depan dan merangkulkan ke dua tangan di belakang tengkuk dan berkata “Mas kok tambah gendut aja” takatanya sambil melihat ibunya Neni yang memperhatikan. Karena merasa tak enak dan menghilangkan salah tinggaah Titin bilang “Maat ya mbak aku kangen skali dengan kakak ku”.

“Alah wong sama masnya saja ya ndak apa-apa” jawab Marni istriku dan dilanjut istriku bilang ke aku “Ciumen bibirnya mas biar Titin dicemburui Wawan” tatanya iseng. Ucapan itu disahut Titin bertanya ke suaminya, “Boleh gak mas aku mau dicium ini lho....”

Melihat ucapan istri dan adikku aku cuma diam sambil menyum semyum dan ternyata wawan bilang” Boleh kok dicium sepuasnya, kan kakaknya sendiri yang nyium” ujar Wawan, aku tak berani memulai tetapi Titin rupanya nekat langsung menyedot bibirku dan melepas lalu bilang “Nyium gini aja kok takut” kata Titin.

Karena dimulai maka aku bilang, “Ya udah tak ciumnya maka tanganku lanngsung meraih pinggangnya dan kurapatkan ditubuhku lalu ku cium bibirnya sebentar dah kulepas. “Udah udah tak cium” kataku sambil aku ketawa dan kulepas larnkulanku di pinggangnya, Titin akhirnya melepas rangkulan di tengkukku.

Setelah selesai melepas kangen akibat 1 tahun tak bertemu, Titin memilih duduk disampingku sehingga dudukku diapit Warni dan Titin. Warni istri ku tak tahu bahwa Titin menciumku tadi sempat menggigit bibirku isyarat dia gemas dan kangen sekali, begitu juga Wawan.

Kode yang diberikan Titin kubalas dengan meranggul pinggang dan ketika kutarik bubuhnya dan kucium, dengan gerak cuper feflek ku sempatkan mencubit payudaranya dari luar baju cukup keras. Aku yakin dia kesakitan tetapi ditahan. Sakitnya itu tak seberapa dibanding saat ku gigit dihari pernikahanku atas permintaannya sampai berdarah dan darah itu ku hisap lalu kutelan.

Saat duduk sambil ngobrol santai, Titin malah menyandarkan badannya ke aku dan bilang pada Wawan “Mas, dulu sewaktu aku masih kecil Mas Heru suka sekali mencium rambutku sehabis keramas, habis rambutku cicium mesti aku dirangkul dan katanya suka bau rambutku”

Berkata begitu istriku langsung menimpali “Pale sampo kayak itu ya” sambil menunjuk botol shampo kosong yang dibuat mainan Neni. “Iya mbak” jawab Titin, aku nanti minta ya mbak aku nanti keramas pake shampo itu biar nanti rambutku diciumi mas Heru dan aku dipelok....itu kalau boleh lho).

Ucapan itui oleh Warni dianggab lelucon dan bilang “Boleh, nanti shamponya yang buanyak biar nyiumnya luama....”

Dalam hati mendengar obrolan itu “Brengsek bener Titin, ada suaminya dan istriku dia kok ngomong gitu” Dan ternyata sorenya Titin benar-benar minta shampo ke istriku lalu keramas, tetapi sebelum mandi Titin dan Wawan sengaja mengajak anakku dan anaknya ke toko swalayan.

Sepulang dadi swalayan. belanjaan yang cukup banyak dibongkar diruang tamu, kebanyakan jajan kesukaan anannku dan anaknya Titin. Sisanya keperluan dapur yang diberikan kepadaku, saat memberikan shampo padaku Titin bilang “Nich aku beliin shampo kayak itu, tapi aku nanti minta lho”

Seusai makan malam, kamipun ngobrol sambil nonton TV duduk di karpet merah yang ku gelar didepan TV, tiap hari Neni san istriku suka nonton sambil tiduran, bagitu juga aku. Malam itu karena Neni meminta ibunya ikut duduk dikarpet untuk nonton tv, akhirnya Marni duduk didekat putriku. Sony anaknya Titin juga nonton dan kelihatan rukun sekali dengan Neni. karena isriku dibawah dan Titin juga ikutan duduk disamping istriku, aku dan Wawan akhirnya juga ikutan duduk di karpet.

Saat nonton tv bersama malam itu, dalam pikiranku berkecamuk sejuta perasaan terhadap ulah Titin adikku karena selain ada istriku juga ada Wawan suaminya Titin. Apa yang dilakukan, kurasakan dia sepertinya haus sekali dengan permainan sex, namun disamarkan dengan guyon dan kemanjaan seperti masa kecil.

Padahal sebenarnya, sebelum dia kupergo’i dengan Mian, sejak sama-sama menjadi anak angkat, apa yang kulakukan terhadap Titin tak lebih dari menggandeng tangan saat menyeberang jalan dan bersalaman ketika idul fitri.

Selain itu hanya sekali aku menjamah kaki dari bawah sampai sedikit diatar paha ketika kakinya terkilir. Selain itu tak pernah, jangankan mencium bibir, cium pipi juga tak pernah terjadi. Sedang saat dia kerumahku mulai datang sampai menjelang jam delapan malam adalah akal-akalannya saja.

Titin membual seolah-olah sejak kecil telah manja sekali dengan ku dan sebaliknya aku memanjakan dirinya. Hal itu seperti dia mengarang kalau aku suka menciumi rambutnya, memeluk dan memijati kakinya menjelang tidur.

Sementara itu, ku lihat Wawan membiarkan saja istrinya ingin bermanja-manja denganku bahkan tampak senang sekali. Yang aku sempat bingung, saat Neni tiduran dengan kepala di paha istriku dan Sony masih asyik melihat tv yang menayangkan sinetron.

Ternyata, Neni telah tidur begitu juga Sony yang tampak serius menghadap tv juga tidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar pada sudut bufet yang mepet dengan dinding rumah. Karena Neni kelihatan tidur, maka istriku membangunkan dan mengajak pindah kekamar.

Dengan masih mengantuk Neni mengikuti ibunya masuk ke kamar. Tak lama kemudian kulihat Wawan mengangkat Seny dibawa ke kamar yang ada disamping kamar yang biasa kutempati tidur dengan istri dan anakku.

Setelah masuk kamar, Wawan lama sekali tak keluar. Didepan TV praktis tinggal aku dan Titin, dengan pura-pura melihat Neni sudah tidur atau belum ku tinggal Titin sendirian. Ketika aku masuk kamar kulihat Titin anakku telah lelap tidurnya dipelkan istriku.

Aku menyusul naik dan memeluk istriku dan seperti biasanya aku lelalu memeluk dari belakang sambil tanganku menempel di payudaranya dengan menelusupkan dari balik baju. Aku memeang sejak hari pernikahan itu selalu kulakukan.

Hal itu karena setelah dia menyerahkan keperawanannya, dia memelukku dan menangis bangga bisa mempersembahkan kepadaku lalu dia bilang “Mas kapanpun minta aku layani dan mas minta apa aku turuti”.

Ucapan iku aku jawab “Trerimah kasih sayang, mas minta setiap tiatas ranjang jangan menggunakan bra dan cd keluali lagi dapat tamu” kataku. Permintaan itu dituruti sehingga istriku sebelum naik tempat tidur mesti melepas branya.

Diatas ranjang tanpa bra dan cd dilakukan kapan saja, tidak hanya menjelang tidur malam, siang atau pagi bila dia naik ke tempat tidur merti melepas bra dan dia tak berani melanggar sumpahnya demi menunjukkan cintanya padaku.

Sedang ucapan kapanpun aku minta dia akan melayani, sering ku coba ucapannya. Saat masih capek baru masuk rumah pulang dari pasar, dia kupeluk dan kutarik kekamar langsung ku ajak ngesek dia juga manut dan tak menunda.

Pernah juga ketika lagi memasak, dia kupeluk dari belakang, kuraba lalu ku pelorot cdnya diam saja sampai didapur pula dia kuintimi sambil berdiri. Waktu dia mandi juga begitu, aku suruh buka pintu, aku masuk dan kuintimi tak menolak.

Apa yang dilakukan itu pernah kusampaikan ke istriku, ku katakan kalau dia sedang kurang enak badan atau sakit, tolong sampaikan saat aku minta sehingga aku tak menintimi. Memang itu kewajiban, tetapi kalau saat sakit suami kan harus tahu diri.

Kukatakan begitu istriku bilang, “Mas aku sudah bersumpah sejak aku belum mas nikahi, aku bersumpah mempertahankan kesucianku dan hanya kuberikan kepada suamiku, suamiku akan kulayani kapanpun meninginkan taubuhku dan aku akan manut disuruh apapun oleh suamimi sebagai bukti kesetiaanku”

Istriku bilang bahwa sumpah itu diucapkan saat selesai sholat sunah ketika bangun malam hari. Istriku bilang tak akan mencabut sumpahnya sampai dipanggil Allah.SWT, selain itu dikatakan tidak akan melarang suami berbuat apapun asal kelak tidak menyakiti anaknya.

Istriku dulu ketika ku tanya apa yang diminta dariku, dia bilang “Mas lindungi aku dunia akherat, bimbing aku dan aku mohon kalau mas bersedia, antara mahrib hingga dia melakukan sholat isa’ jangan diintimi”

Ucapan itu pernah aku buktikan, mahrib baru saja selesai dan ketika istriku tiduran karena kurang enak badan, aku menyusul. Dia kucumbu sampai telanjang manut tetapi saat ku akan kuintimi dia memohon tunggu setelah selesai sholat isa’.

Saat itu ketika mendengar azan istriku bergegas turun dari tempat tidur, mengenakan pakaian yang telah ku lolosi dan keluar lalu masuk kamar lagi melakukan sholat isa’ setelah selesai dia melepas mukena lantas melepas bajunya kembali bugil lalu menyusul aku yang tiduran diranjang.

“Ma’af mas aku menomor duakan mas, aku menomor satukan Alloh, ke dua cintaku ke mas dan ketiga ke anakku keempat ke orang tuaku, ke lima ke keluarga mas dan ke enam ke keluarga ku,ke tujuh ke sahabat sahabatku” ungkapnya.

Saat itu memang istriku sedang agak demam dan badannya terasa hangat. semula aku hanya menguji sampai dimana ucapannya. ternyata dia berpegang teguh pada sumpahnya. Aku kasihan, dia hanya ku raba-raba.

Tetapi niat tak akan meminta kenikmatan miliknya meleset. dia malah meminta.....di intimi. kukatakan tidak karena dia sakit. Dia bilang nggak apa apa itu sudah kewajibannya melayani ku dan dia sudah bersumpah, dia tak mau melanbggar sumpahnya.

Akhirnya istriku aku tiduri dengan lembut, lama kelamaan karena nafsu memuncak maka ku tuntaskan sekalian. Anehnya setelah selesai bahkan sampai mengulang, istriku sehabis mandi sebelum waktunya subuh, pagi hari kulihat istriku sangat ceria, yang semalam agak demam hilang.

Saat Titin masih nonton TV sendiri an dan aku menyusul istriku dengan kebiasaan memegang payudaranya, sesaat kemudian istriku bilang “Temani Titin mas, dia masih kangen dengan mas” . Istriku bilang begitu, ku kecup keningnya lalu kutarik tubuhnya sehingga tidur tengadah dan kulumat bibirnya.

Kalau aku sudah melumat bibir istriku mesti tanganku selalu kreatif di payudaranya, malam itu juga begitu dan selalu berlanjut kuisap putingnya. Desahan membangkitkan gairah ku dan ku intimi sekali sampai istriku mendapat puncak kenikmatan.

Setelah istriku selesai melayaniku, dia turun dari ranjang menuju ke kamar mandi untuk membersihkan miliknya. sesaat kemudian aku juga menyusal. Selanjutnya istriku menemani Titin nonton tv aku menyusul duduk disamping Titin. Istriku pamit mau tidur dan bilang aku biar menemani nonton dulu.

Setelah ditinggal istriku, praktis didepan tv cuma aku dan Titin. Kutanya Wawan kok belum keluar apa tidur, dia menjawab dah kebiasaan dirumah kalau sudah menidurkan Sony mesti langsung tidur. Sambil berkata begitu Titin menggeser duduknya dan rebahan didepanku.

Saat rebah, kepalanya ditopangkan ke pahaku, kakinya ditekuk dengan posisi telapak kaki dikarpet dan tutut berada diatas. Karena roknya berbahan kain tipis, mau tak mau melorot mempertilahkan pahanya yang putih mulus.

Ingin aku mengusap pahanya dan memegang payudaranya yang masih montok menonjol di balik baju longgarnya, aku tak ada keberanian, hal itu karena ada suaminya dikamar, aku takut kalau sedang ber aksi suaminya muncul atau istriku yang muncul.

Karena takut, maka yang kuusap cuma rambutnya saja kubelai-belai, sesekali ku elus disamping telinga dan kadang di leher. Aku berbuat begitu semula Titin diam, tetapi lama kelamaan kepalanya digeser makin keatas hingga kepalanya menyantuh rudalku dibalik celana komborku.

Dalam posisi begitu, dia menambah tangannya mengganjal kepala sambil mata terus tertuju ke layar tv, tetapi kakinya diselonjorkan dan membiarkan roknya tersibak nyaris cd nya tampak tanpa berupaya menutupnya.

Tangan yang digunakan menambah tingginya kepala, kalau aku membungkukkan kepala otomatis pas di bibirnya. ternyata upaya dia menaikkan kepala dengan menambah ke dengan lengan kini bergeser dan hanya satu tangan yang digunakan sehingga tangan yang satunya bebas.

Posisi yang semula kaki selonjor kedepan sekarang berubah dia nonton sambil menekut tubuhnya mirip udang akak melungker. dengan dosisi begitu aku bisa jelas melihat baju depan yang benrbentuk V sehingga sebagian payudaranya tampak di tepi bra nya yang sempit.

Malam itu Titin betul-betul nekat, tangan yang bebas diselusupkan di dalam celanaku dari bawah. karena aku memakai celana pendek gombor atau longgar, tangannya dengan mudah bisa neyentuh rudalku yang lagi tidur.

Begitu tangannya berhasil meraih rudalku, dibelai-belai dan lama kelamaan digenggam dan diremas-remas sambil diurut. Karena diperlakukan begitu, pelan-pelan bangkit menegang. Karena tegang, tangannya bisa memegang tangkai dan mengocok rudalku dibalik cclana gomborku.

Antara menikmati dan takut menyatu dalam benakku, Titin malam itu nekat sekali rudalku dikeluarkan dan dia pura-pura tidur menghadap ku dengan menutup kepalanya dengan selimut yang tergeletak disampingnya dan tadi digunakan oleh Sony.

Kalau dilihiat sepintas, Titin tidur di pahaku, tetapi kalau teliti tentu tahu bahwa dibalik selimut itu ada aktifitas. Titin nekat mengulum punyaku dengan rakus sekali. Rudalku keluar masuk mulutnya membuat semakin kokoh.

Disaat rudalku betul-betul kokoh, Titin semakin mendekatkan tubuhknya ke aku membuat aku bisa menjangkau pusat titik pertemuan antara paha kanan dan kiri. kalau tadi selimut cuma menutup kepala, maka selimut itu sekarang menutup seluruh tubuhnya dan hanya ujung kaki yang kelihatan.

Bibalik selimut, tanganku mencari titik sasarn dan berhasil. maka ku telusupkan di dari pinggir cd dan kena. jaruku makin lama makin maju sampai berhasil memegang clitotisnya. langsung ku gosok-gosok. Tak lama ku gosok, kurasakan clitotisnya semakin basah.

Dengan posisi basah, jariku makin gencar gerilya dan kutusukkan semakin ke dalam ke lubang dibawah clitotis. dengan gencar pula dia mengimbangi hisapan mulutnya pada rudalku. Rasanyas Titin sangat bernafsu sekali kurasakan dia begitu semangat menghisap rudalku.

Meski tadi aku telah memperoleh jatah dari istriku,tetapi dengan perlakuan Titin, membuat aku ingin menuntaskan, tetapi aku bingung bagaimana kalau nanti tiba-tiba suaminya muncul atau istriku muncul.

Keinginan itu ku kubur dalam-dalam aku takut terjadi ribut jika kepergok. maka setelah aku mencium bibirnya dan meremas payudaranya kusudahi aksiku. Titin tampak kecewa dengan nafas yang agak ngos-ngosan dia akhirnya duduk disampingku dan tangannya ditumpangkan dipahaku.

Tak lama kemudian Titin beranjak berdiri dan mengecup bibirku sebelum dia melangkah menuju kamar mandi yang ada dibelakang. Setelah dia kembali langsung menuju ke kamar. Sedangkan aku yang mau mematikan tv dan menyusul istriku ku urungkan karena filmnya cukup bagus.

Sekitar sepuluh menit Titin dikamar, dia keluar lagi bersama Wawan. keduanya membisu duduk berdampingan. Wawan disisiku dan Titin disampingnya. Suara wawan yang diucapkan sangat hati-hati bilang padaku mau minta tolong.

Aku cuma mengangguk, aku pikir dia akan marah karena dia tadi memergok-i istrinya berguat begitu dengan ku. Ternyata rasa was-was dugaan meleset. Setelah aku menyatan mau membantu, Wawan dengan hati-hati memperlihatkan tulisan cukup panjang di halaman menulis sms.

Tulisan itu ditunjukkan ke aku supaya aku membacanya. Membaca tulisan itu aku terhentak kaget. Karena antara percaya dan tidak spa yang tertulis disitu. Karena penasaran, kuulang membaca sambil Wawan ikut milihat kalau aku mengulang membaca dari awal.

“Tolong mas, hanya ke mas Heru aku percaya, aku yakin mas juga bisa merahasiakannya. Aku berani minta tolong ke mas karena istriku dekat sekali dengan mas. Aku lebih mantap kalau mas bersedia dari pada dia selingkuh tanpa ku ketahui”

Lagi-lagi setelah aku membaca dan kuserahkan hpnya ke Wawan, dia kembali menulis seperti itu dan disuruhnya aku membaca. Untuk mengangguk semula aku ragu, setelah ku pikir, akhirnya aku mengangguk juga.

Ketika aku mengangguk dan menyerahkan hp nya, Wawan menerima dengan mata kulihat agak berkaca-kaca sambil menciumi tanganku ketika menyerahkan hp. “Terima kasih mas... terima kasih” hanya itu yang diucapkan beberapa kali diulang.

Ku lihat menghapus tulisannya dan memasukkan hp di sakunya, selanjutnya Wawan mencolek Titin disuruh pindah ke sampingku dan Wawan mendur sedikit sehingga saat Titin berada disampingku, Wawan persis dibelakangnya.

Aku ingin memulai tapi bingung bagaimana caranya, kalau cuma berdua pasti langsung kulumat habis Titin, tetapi ini suaminya ada dibelakangnya, akhirnya aku cuma diam menunggu reaksi apa yang akan terjadi.

Tiba-tiba Titin meraih tanganku dan ditarik dimasukkan dibalik bajunya dan di paskan di payudaranya. Telapak tanganku telah menutup payudaranya, ternyata dia tak mamakai bra. Mula-mula tanganku diam dan kuperhatikan wajah Wawan.

Wawan rupanya mengerti apa yang kumaksud dengan pandangan mataku tertuju ke matanya, dengan senyum Wawan mengangguk menyetujui apa yang harus kulakukan. Setelah Wawan mengangguk baru jari-jariku mulai bergerak.

Dari pelan makin lama tanganku makin lincah seperti biasanya, Titin sangat menikmati dan terlihat begitu pasrah dan tenang karena suaminya menyetujui bahkan suaminya yang meminta. Semakin lama kurasakan payudaranya semakin kencang, Sesekali kulirik sorot mata Wawan yang selalu memperhatikan geral tanganku dibalik baju istrinya.

Titin yang payudaranya semakin keras, menggeser duduknya sehingga persis didepanku dan bersandar di dadaku. Saat begitu Wawan membisikkan di telingaku “Titin sudah tak pakai cd, mas” Mendengar ucapan itu, kalau tadi aku menggunakan jari kanan, kini aku berganti menggunakan jati tangan kiriku.

Tangan kananku yang baru keluar dari balik bajunya, Titin memegang tanganku dan dibimbing ke bawah. Langsung saja ku raih rok yang tersibak dan kupegang mis Vnya. Kuraba pelan-pelan dan makin lama makin cepat gerakan tanganku yang jari tengahku telah menelusup masuk.

Dengan aksiku yang makin gencar, Titin memejamkan mata dan makin merapatkan tubuhknya ke tubuhku. tetapi aku menggeser dan kurebahkan tubuhnya sehingga Titin rebah. Sebelum rebah total, kaki Wawan kutarik.

Wawan faham maksudku dengan bahasa isyarat itu maka saat itu kepalanya Titin bertumpu di paha suaminya. Tangan kiriku yang tadi mengganggam payudara kiri, kulepas dan Tangan Wawan ku minta menggantikan.

Dengan jari tetap mengocok Vnya, kini payudaranya sebelah kiri diraba oleh suaminya sendiri. Sementara itu payudara kanan kupegang lagi dan kuremas. kucubit dikit, Titin terkejut tetapi tak berani teriak.

Saat tanganku keluar dari genggaman payudara kanan, Wawan menarik Titin hingga kepalanya bertumpu dimangkuan dua paha suaminya. Wawan melihat aku melepaskan, dia menggantikan tanganku sehingga kedua payudara Titin diremas-remas oleh suaminya sendiri.

Mungkin Wawan takut mendengar desahan istrinya, Titin yang hampir mencapai orgasme lalu meletakkan kepala di karpet. Dengan masih meremas-remas payudara suaminya, Wawan merebahkan diri dan langsung melumat bibir istrinya.

Saat itu aku tak bisa membayangkan apa yang dirasakan dab bagaimana perasaannya saat tubuhnya dirangsang dua pria yang mencintai dirinya yaitu suaminya dan kakak angkat yang juga menyayangi. Dengan kocokanku makin dahsyat, Titin seperti tersengal-sengal cuma tak bisa bersuanya karena bulutnya sisumpal bibir suaminya. Kenikmatan yang dirasakan Titin ter ekspresi dengan gerak kedua tangan yangmerangkul paha suaminya dan kedua kaki bergerak kesana kemari karena pangkalnya dapat rangsangan dari jariku.

Aku memperkirakan Titin sebentar lagi bakal menikmati puncaknya, kepalang tanggung akhirnya ku sibak roknya sampai pusarnye kelihatan, jariku akhirnya ku ganti dengan lidahku can setelah lidahku berhasil mengulum clitotisnya lantas kembali jariku ku telusupkan di lubang nya.

Serangan gencar yang kulakukan diimbangi oleh Wawan juga sangat bernafsu meremas payudara istrinya. punggungnya kulirih diangkat tinggi dan berupaya menyingkirkan kepalaku karena memang kusangaja dengan gerak yang sangat reflek dan tekanan ku tambah.

Titin gagal menggeser kepalaku dengan pahanya karena pas mekekuk langsung kutangkap betisnya dan pupegang kencang sekali sambil paka kubuka lebar dan kakinya kutindih dengan lenganku. Titin sepereti terkunci tak bisa menghindar sampai kahirnya dia kurasangan otot-otoynya mengejang berlanjut cairan kental keluar dari Vnya.

Keluarnya cairan kenikmatan itu dilihat oleh Wawan, aku ingin menggugah semangat Wawan, maka saat caian itu keluar langsung ku jilati dan kutelan habis,selanjutnya lidah kucapukan disekitar clitotis, kusedot clitotis nyang dengan lembut dan bibir V yang dalam kulilati sampai ditempinya.

Jilatanku menghabiskan cairan V yang baru keluar. Menetahui caraku Wawan memperhatikan caraku dan kulihat dia ada keinginan. Gantian Wan, kamu disitu (menunjuk selakangan istrinya. Wawan menuruti dan mulai mngutak atik barang istrinya yang baru saja banjir dan ku bersihkan dengan lidahku.

Kulihat semula Wawan ragu, akhirnya dilakukan juga. Setelah Wawan melakukan, kuganjal punggung Titin dengan kengkangan kakiku dan punggungnya bertumpu di atas selakanganku. Selanjutnya payudaranya ku remas, kupelintir putingnya berfariasi gerakan,kadang lambat kadang cepat. Titin menahan kenikmatan itu tanpa ku kulum bibirnya sehingga dia berupaya mengatupkan mulut dan menahan supaya tidak mendesah.

Perlakuan pada tubuhnya seri ke dua itu, membuat Titin kembali tersengal-sengan dan dari mis Vnya keluar cairan yang juga disedot oleh Wawan. Setelah cairan habis diisap suaminya, Titin kelihatan kecapek an dengan nafas tersengal.

Titin akhirnya tiduran kakinya selonjor lurus ke arah tv, sementara itu Wawan duduk disampingku, kuperhatikan wajahnya, dia meloleh ke aku dan digenggamnya tanganku rapat-rapat sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah kulihat Titin tertidur kelelahan, aku pamit ke Wawan dan aku menyusul istriku namun sebelumnya aku ke kamar mandi membasuh tanganku jangan sampai istriku tahu. Saat aku naik keranjang, ku dengar nafas istriku dalam tidurnya, dia begitu pulas sekali.

Ku perhatikan wajah istriku begitu polos dan lugu, cintanya begitu murni kepadaku. apapun aku mengakui bersalah, kini cinta tulusnya berkurang karena aku juga mencintai adikku. Ttetapi aku berjanji dalam hati aku akan selalu berupaya memberikan kepuasan lahir dan batin pada istriku.

Aku tak tahu jam berapa Titin dan suaminya kembali masuk kekamar dan mematikan tv, tetapi saat aku terjaga dari tidurku sekitar jam 3 karena terdengar mobil bersirine meraung lewat pelan sekali, aku turun untuk melongok jendela. Tv telah mati dan Titin serta sumaminya sudah tak ada didepan tv.

Mobil itu ternyata belok se salah satu rumah. Aku kembali kekamar membangunkan istriku, setelah dia memakai cd baru keluar kamar mengikutiku yang membuka pintu depan. Istriku keluar terlebih dahulu. Warni istriku langsung mengayunkan kaki menuju kerumah itu.

Pintu rumah ku tutup lagi dan aku membuntuti Warni dari belakang. dari mobil ambunance dikeluarkan tandu.

Tia gadis manis kelas 3 smu malam itu pulang tinggal nyawa. Tia meninggal setelah kemirn diketemukan meminum obat serangga, mulutnya membusa dan dilarikan ke rumah sakit di kotaku. Dokter berupaya menyelamatkan, tetati jiwanya tak tertolong.

Menurut kabar, Tia nekat minum obat cairan pembasmi cerangga karena malu ke teman teman sekolah maupun orang-orang yang dikenalnya dan kecewa dengan pacarnya. Setelah dia dihamili pacarnya, ditinggal bertunangan dengan gadis lain dan itu adalah teman dekatnya Tia.

Pagi hari, setelah aku ke tempat duka serta ikut mengantar ke makam dan pulang kerumah lantas mandi aku ikut nonton tv bersama Wawan dan Titin, Neni dan Sony telah menghambur keluar rumah entah kemana bermain-mainnya. Warni istriku menghampiriku dan pamit mau ke rumah duka membantu memasak didapur untuk persiapan selamat sore hari.

Setelah aku cuma ber tiga, aku langsung bilang Wan.... adikku ternyata bodinya bagus juga ya aku baru tahu tadi malam selama kumpul aku lihat terakhir dia klas 5 SD yang pernah mandi bareng aku. Sekarang kelihatannya menggairahkan sekali.

“Iya mas tetapi aku tak bisa membahagiakan batinnya sejak Sony umur 2 tahun, kelecakaan dulu membuat punya ku tak berfungsi” Katanya dengan nada sedih. “Kan di koran-koran banyak memasang iklan pengobatan allernatif apa sudah dicoba” Kataku.

“Percuma mas, semua yang kudatangi tak ada yang berhasil, dokter spesialis juga angkat tangan” Akhirnya aku pasrah, aku mengijinkan adik mas cari kepuasan di pria lain asal bisa dipercaya dan bisa menjaga rahasia dan saya tak mau menceraikan adik mas, tapi tak pernah dilakukan, tadi malam Titin bilang bagaimana kalau dia memilih mas karena lelaki yang paling dekat dengan Titin dan sama sama tahu sejak kecil cuma mas Her”

Katanya Wawan sambil melirik Titin, Aku setuju, tetapi bagaimana harus bilang ke mas biar tak salah persepsi, ya itu tadi menemukan jalan dengan mas saya suruh membaca tulisan di hp saya” ujarnya. Akupun bilang, “Ok aku setuju dan mau membantu, tetapi setiap adikku minta harus selalu memberi tahu kamu dan kalau sampai aku tahu dia dekat dengan pria lain ijinkan aku menghajar Titin dan jangan sampai kamu menolong meskipun dia kesakitan minta tolong”.

Atas permintaanku keduanya setuju lalu menjabat tanganku bergantian, tanganku dan tangan ditin oleh Wawan disatukan dalam genggaman. Tangannya dan tananku yang menggenggam tangan titi diciumi Wawan mirid di lakon-lakon sinetron picican, tetapi ini nyata terjadi.

Setelah tangannya Wawan melepas, Titin kusuruh duduk antara aku dan Wawan, Wawan menggeser dan Titin langsung duduk menghempaskan pantatnya. “Terus kamu gimana Tin” ucapku pada adikku. Dia menjawab, “Tadi malam itu seru dan nikmat banget, tapi......udah lebih 6 tahun aku enggak menikmati, aku pingin mas” katanya. Akupun bilang “Mintak izin suamimu dulu bilang mas... aku mau selingkuh ya....” ledekku.

Aku tahu Titin sebenarnya sudah bernafsu tetapi aku pura-pura tak tahu dan bilang “Kapan”. Dia dengan cemberut bialang “Ya sekarang mumpung ada kesempatan” katanya. Akupun bialg “OK aku kasih kepuasan, tetapi untuk yang pertama Wan serahkan dia dalamkeadaan telanjang dan siap” kataku.

Habis begitu Wawan langsung berdiri, langsung berkata “Oke mas ikut” ucapnya sambil menarik pergelangan tangan Titin menuju ke dalam kamar lantas setelah aku masuk pintupun ditutup dan Titin yang masih berdiri disampingnya langsung ditelanjangi dan disuruh naik ke ranjang. Sayang.... layani mas mu sepuas-puasnya seperti kamu melayani aku dulu” katanya.

Karena asku sebelumnya juga sudah kangen tengan keindahan tubuh adikku, terutama puting payudara yang menakjupkan dan kecilnya betis yang dimiliki, melihat dia telentang dan kakinya dibentang lebar oleh suaminya sendiri, rudalku merambat kian kencang.

“Wan, aku puaskan adikku dulu ya, tapi tungguin jangan keluar kamar” pintaku karena aku melihat dia akan meninggalku berdua, akhirnya diurungkan dan dia duduk ditepi ranjang melihat aku yang mulai meloloskan baju satu persatu sampai terakhir cd ku. tetapi sebelum cd ku copot, Titin kutarik tangannya dan kuperintah melepas cd ku.

Begitu cd di pelorot pelan-pelan.... rudal yang telah gegah perkasa menyembul nyaris menyentuh mukanya. Setelah cd ku dilepas dari ujung kaki dan ditaruh diranjang, dia kembali rebah dengan aksi kaki dirapatkan.

Melihat gaya kaki dirapatkan langsung ku buka lagi pahanya dan malah membentangkan kakinya lebih lebar dibanding yang dilakukan Wawan. Setelah kulebarkan, langsung ku tindih dan kulumat bibirnya, payudaranya yang ter genjet dadaku kupegang.

Payudara adikku yang begitu indah menjadi bulan-bulanan permainan jari jariku asetelah bibirku dari mulut pindah hinggap di payudaranya, sangat berupaya agar Titin terangsang secara maksimal, Puting yang satunya ku pilin-pilin dan tanganku yang mengganggur kugunakan menelusup di mis Vnya.

Saat jariku menyentuhmia Vnya, kurasakan telah becek dan langsung kuusili sekuatkemampuan sampi kelojotan nyaris klimak baru jariku ku gantikan dengan rudalku yang keras seperti batu.

Saat kumasukkan langsung kudorong terus masuk kurasakan telah mentok tetapi terus kudorong sekuat tenaga sampai dia kaget matanya agak terbelalak dan meringis kesakitan. Hal itu karena dari makam tadi aku mampir di toko jamu membeli jamu untuk kuat begitu dan membuat tahan lama.

Meski sebelumnya Titin telah merasakan keganasan rudalku, tetapi dengan bantuan jamu baru saat itu dirasakan, jadi wajar dia terkejut karena rudalku jauh lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia rasakan.

Hal itu aku juga bisa merasakan, kalau sebelumnya yang pernah kumasukkan tidak gegitu, saat itu kurasakan lubang milik Titin terasa lebih sempit dan lebih dangkal. Kupaksakan terus menerobos, rupanya Titin kesakitan betulan bukan tipuan.

Aku tak perduli dia kesakitan sekaligus pamer bahwa punyaku sangat ampuh ke Wawan. Sodokan yang mungkin bagin dalam belum basah semua, membuat Titin berpegangan pada bantal dan menggenggam genggaman jari suaminya, sedang kakinya kurasakan juga mengejang tegang.

Mendekati pamungkat, kudorong reflek dengan cukup keras sehingga Titin sempat memekik “Ma’af Wan punyaku memeang besar” kataku melihat istrinya kesakitan ku tembak begitu. “Gak apa-apa mas, aku gak bisa begitu” katanya Wawan sambil pelan-pelan melepas genggaman tangan istrinya.

Rudalku yang telah masuk semuanya kubiarkan diam, bibirnya Titin kucium dan aku bilang “Ma’af Tin punya mas memang segini besarnya” kataku tanpa menunggu jawaban langsung kusumpal bibirnya dengan mulutku. kucari lidahnya dan setelah ketemu ku kulum dengan lidahku. kedua tanganku langsung mengarah ke putingnya.

Putingnya yang bundar dan panjang sangat kusukai, dihadapan suaminya kupilin-pilin dan sesekali ku tarik, gerakan di patudaranya juga bergantian dengan meremas remas. Sedang rudalku pelan-pelan sekali ku tarik, kumasukkan kutarik lagi dan kumasukkan.

Gerakan rudalku sengaja kuawali dengan sangat pelan, jika sudah kurasakan telah 1 menit kecepatan ku tambah sampai di menit ke lima gerakan memompaku makin gencar dan makin ku percepat sampai diatas menit ke 10 kulakukan silih berganti dari gerak reflek super cepat dan lambat.

Ku lakukan begitu mis Vnya semakin becek. Dia telah mengejang dan kurasakan dua kali Titin orgasme, aku pura-pura tak tahu dan ku genjot terus sampai cairan ke tiga keluar lagi dari misVnya. Dia kewalahan dan ku lihat seperti pasrah pantatnya tak mampu lagi digoyang seperti sebelumnya, dipikir seperti biasanya kalau digolayng aku segela klimak. Kali ini dia kecele. pada saat dia mendapat klimak ke lima baru aku bisa keluar cukup banyak.

mendekati aku mendapat klimak aku bilang “Ini pake kb apa enggak, kalau pakai aku lepas didalam kalau tidak kukeluarkan diluar” ujarku. Titin dengan terengah-engah bilang kalau tidak gunakan kb “Jangan mas....jangan didalam, aku tak kb” ujarnya. Gerakan semakin kupercepat dan sangat cepal kurasakan cairan Titin lemgalir deras dan spontan rudalku kucabut lantas ku kelauarkan di luar. Begitu rudal kuangkat langsung muntrat sangat deras dan banyak sekali tumpah diperutnya.

Setelah aku mengeluarkan sangat banyak aku langsung tidur tewngadah keatas dengan nafas ngos-ngosan dan rudalku langsung lemas. Titin juga begitu, dia ku tumpahi air mani diperutnya san sebagian mengenai payudaranya dilap dengan handuk yang di sampirkan dibalik pintu.

Untuk membersihkan, Titin minta tolong suaminya mengambilkan handuk, setelah diambilkan tubuhnya dilap sampai bersih tetap masih tetap tiduran telentang dan kakinya tak bergeser sedikitpun masih mekangkang.

Handuk itu ku minta dan kubersihkan rudalku nya basah kuyup sampai bersih tetapi meski sudah keluar banyak, rudalku masih berdiri tegak. Setelah rudalku bersih, aku bangkit dan menaruh handuk di pinggiran kasur.

Titin mengira aku menyudahi permainan karena aku sudah keluar banyak, dia tak melihat bahwa rudalku masih berdiri kokoh, aku beringsung memosisikan diatas nya dan bilang “Bagaimana Tin, bias puas, kamu hebat sekali” kataku lalu ku kecup bibirnya.

Melepas kecupan ku pegang rudalku dan langsung ku posisikan lagi didepan lubang mis Vnya. Titin terkejut tetapi mau menggeser untuk menghindar terlambat karena secepatnya rudal ku dorong kembali masuk dan langsung kugunakan mempmpa dengan kecepatan pelan cuma sebentar selanjutnya super cepat.

Ku perlakukan begitu dari lubang Vnya kembali becek dan hanya sebentar sudah banjir untuk ke enam kalinya baru genjotan ku percepat teramat sangat sampai dia megap-megap dan langsung kucabut dan ku genggam. Kuambil handuk tadi baru kulepas genggamanku dehingga maniku langsung tumpah dihanduk.

Pada keluar kedua ini baru rudalku rerangsur-angsur mengecil dan kembali kecil. Setelah rudal kubersihkan, mis V Titin yang basah kuyup ku bersihkan dengan handuk sampai bersih. Aku langsung mengenakan baju dan bilang mau pipis dulu.

Aku keluar kamar, kututup pintu langsung aku mandi dan setelah mandi masuk lagi ke kamar hause sex tadi. Saat aku masuk, Titin masih telentang dengan kaki terbuka sedang Wawan masih duduk ditempat semula memandangi tubuh bugil istrinya yang kekelahan.

Aku yang telah ada didalam, duduk di pinggir ranjang dan dekat dengan mis V Titin, kukatupkan kakinya yang terasa lemas akibat kecapaian menegang 6 kali tanpa istirahat. Wawan kusuruh tiduran disamping istrinya dan anut tetapi cuma duduk diseberangku.

Ku lihat raut wajah adiku, dia dalam keadaan loyo begitu kelihatan masis sekali akbibat baru merasakan kepuasan yang sangat luar biasa. Wawan yang duduk disitu, mengelus-elus milik istrinya. “Nam tahun lebih ini tak pernah digunakan, aku selalu gagal dan gagal, tolong mas membantu aku tidak hanya sekali ini, aku rela mas yangmenggantikan aku asal perkawinan utuh dan dia tidak melakukan dengan pria selain mas”

Sehabis Wawan berketa begitu, pelan-pelan Titin bangkit dan langsung memelukku menangsis terisak-isak. “Lama aku merindukan seperti ini tadi, sekarang aku dapat obatnya” Setelah itu Titin beralih merangkul suaminya dan memciumu pipi dan bibir silih berganti sambil tetap terisak-isak.

“Dalam pelukan ke suaminya, diantara tangis Titin mengucapakan “Terima kasih mas, mas mengijinkan, tetapi kalam suatu saat mas bisa aku hanya mau mas yang melakukan, cinta mas sangat berati, hanya pada mas aku manut”.

Wawan lehihat istrinya begitu matanya berkaca-kaca dan bilang “Mas jangan tinggalkan Titin, setelah kejadian tadi, segagi aku belum mamu hanya mas yang moleh menjamah sesukanya pada istriku, kalau Titin ingin Sony punya adik, mas boleh menghamili dia tapi tolong dia tetep jadi anakku”

Siang itu Titin betul-betul kelelahan dan ketika turun dari ranjang tubuhnya terasa ngilu, sakit tetapi dalam hati dia merasa puas dan bersyukur karena tak takut lagi melakukan dengan kakak angkatnya kapanpun diinginkan.

Dihari-hari berikutnya, kalau Titin ingin menikmati, Wawan mengontak Heru disuruh kerumah karena dimintai tolong. pada akhirnya Warni juga tahu apa yang terjadi antara suaminya dengan Titin adik angkatnya itu.

Heru telah berceritera ke istri tercinta tentang Wawan dan Titin, Warni mengijinkan, malah sering Titin sedang begitu dengan suaminya, Warni menunggui bahkan pernah bergantian Warni dan Titin melayani Heru.

Warni mengijinkan karena selain sumpah dia sendiri, dia tak ingin suaminya menipu dirinya. Hugungan itu juga telah disampaikan ke seorang kyai. Pada kyai itu pula Heru dan Titin nikah siri disaksikan Wawan dan Warni dan itu setelah terbongkar rahasia terpendam ternyata antara Wawan dan Warni se ayah lain ibu.

Kedua orang tua Warni dulu berpisah akibat bencana alam sehingga akhirnya mereka menikah. Foto keluarga yang tersimpan menjadikan kunci saksi bahwa Wawan adiknya Warni sayah beda ibu. Kyai yang menikahkan siri mereka juga tak kalah terkejutnya karena keduanya adalah keponakannya sendiri.

TAMAT